Bukber dan Pergeseran Makna, Dari Reuni Teman Lama hingga Ajang Pamer

Bukber dan Pergeseran Makna, Dari Reuni Teman Lama hingga Ajang Pamer

Momen kebersamaan saat buka puasa: lebih dari sekadar makanan, tetapi tentang hubungan yang terjalin. -psp-Pinterest

HARIAN DISWAY - Pada bulan Ramadan, tradisi buka bersama (bukber) menjadi agenda tahunan yang dinantikan banyak orang.

Awalnya, bukber lebih banyak dilakukan sebagai ajang silaturahmi. Mempererat hubungan dengan keluarga, teman lama, atau rekan kerja.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi itu mengalami pergeseran makna. Bukber tak lagi sekadar momen kebersamaan. Tetapi juga menjadi ajang pamer gaya hidup, eksistensi, bahkan status sosial.

Bukber sejatinya merupakan bagian dari ibadah Ramadan. Momen untuk berbagi kebahagiaan berbuka puasa bersama.

BACA JUGA: Buka Puasa Pertama Di Bulan Ramadan, Simak 4 Macam Doa Berbuka Menurut Para Ulama, Kamu Baca Yang Mana?

Tradisi itu memiliki akar yang kuat dalam nilai kebersamaan dan kepedulian sosial. Namun, dengan berkembangnya media sosial, bukber tak jarang berubah menjadi ajang menunjukkan eksistensi.

Restoran dengan konsep mewah atau kafe kekinian menjadi pilihan utama. Bukber tak lagi sekadar menikmati makanan dan mempererat tali silaturahmi. Tapi banyak yang lebih sibuk mengabadikan momen dengan ponsel mereka.

Swafoto dan unggahan di media sosial seakan menjadi bagian wajib dari agenda bukber. Foto makanan, outfit yang dikenakan, hingga lokasi tempat berbuka kerap menjadi sorotan utama.

BACA JUGA: 7 Tip Tetap Fokus saat Ramadan, Puasa Bukan Alasan untuk Malas!

Terlebih lagi, tak sedikit yang rela merogoh kocek lebih dalam demi menghadiri bukber di tempat yang dianggap bergengsi. Fenomena itu tidak hanya terjadi di kalangan pekerja atau anak muda di kota besar. Tetapi juga merambah ke berbagai lapisan masyarakat.


Ilustrasi buka bersama.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Salah satu daya tarik bukber adalah kesempatan untuk reuni dengan teman lama. Baik dari sekolah, kampus, hingga mantan rekan kerja. Namun, tak dapat dimungkiri bahwa tak semua undangan bukber berakhir dengan interaksi yang bermakna.

Dalam beberapa kasus, acara yang seharusnya menjadi ajang nostalgia, justru terasa canggung karena minimnya komunikasi. Banyak peserta yang lebih sibuk dengan ponsel mereka dibanding bercengkerama secara langsung.

BACA JUGA: Hotel Mercure Rilis Menu Ramadan, Usung Tema Night Market Culinary

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: