Melestarikan Ngideri Dhisah di Bondowoso

ILUSTRASI Melestarikan Ngideri Dhisah di Bondowoso.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Era digital yang serbapraktis ini, eksistensi suatu tradisi sangat bergantung pada bagaimana ia diperkenalkan melalui media sosial, film dokumenter, maupun literatur akademik.
Kekurangan dokumentasi yang dipublikasi akan membuat kawula muda kesulitan untuk mendapatkan informasi yang cukup. Apa akibatnya jika masalah sepele seperti dokumentasi tidak dilakukan?
Terabaikan dan mungkin lambat laun akan hilang. Jika tidak segera diupayakan, tradisi ngideri dhisah makin pudar dan hanya menjadi cerita di masa lalu.
MELESTARIKAN TRADISI
Mari kita pertimbangkan kembali tentang tradisi dalam suatu budaya sesungguhnya berperan imperatif dalam membangun dan menciptakan suatu identitas budaya masyarakat.
Ngideri dhisah bukanlah ritual tahunan biasa, melainkan juga sarana edukasi bagi kawula muda tentang nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur.
Dengan demikian, mempertahankan dan memperkenalkan tradisi itu kepada masyarakat luas menjadi tanggung jawab bersama.
Siapa yang seharusnya berperan aktif? Kita semua. Pemerintah daerah dan komunitas budaya juga turut andil dalam pelestarian tradisi ngideri dhisah. Misalnya, yang sudah dilakukan Pemkab Bondowoso –melalui festival budaya yang mengangkat ngideri dhisah sebagai atraksi utama.
Di sisi lain, mengintegrasikan pembelajaran terkait tradisi itu dalam kurikulum pendidikan lokal dapat menambah rasa kecintaan kawula muda terhadap budaya sejak dini.
MELESTARIKAN NGIDERI DHISAH
Melestarikan ngideri dhisah tidak hanya tugas segelintir orang, akan tetapi tanggung jawab bersama. Lalu, bagaimana caranya agar kita semua bisa melestarikan tradisi itu?
Kita ketahui bahwa orang tua dan tokoh adat memiliki peran sentral dalam memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada kawula muda, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal.
Masyarakat yang terlibat aktif dalam setiap pelaksanaan ngideri dhisah, baik sebagai peserta ataupun pendukung, akan jelas memperkuat ikatan sosial dan memastikan keberlanjutan tradisi.
Tidak lupa akan fungsi media digital yang vital, dokumentasi berupa foto, video, dan tulisan yang menarik dapat menggaet minat kawula muda dan masyarakat luas untuk mengenal dan memahami lebih dekat tradisi tersebut.
Di samping itu, keterlibatan akademisi melalui penelitian dan dukungan pemerintah senantiasa menjadi pilar utama dalam usaha melestarikan tradisi ngideri dhisah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: