Allegri dan Paratici Berpotensi Reuni di AC Milan

Max Allegri, mantan pelatih Juventus FC yang kemungkinan balik ke AC Milan--Twitter Milan Zone @theMilanZone_
HARIAN DISWAY - Pengalaman Sergio Conceicao bersama AC Milan baru berlangsung dua bulan, namun ia telah merasakan berbagai emosi naik turun. Dari kemenangan di Supercoppa Italiana hingga kekecewaan akibat tersingkir dari Liga Champions, serta tiga kekalahan beruntun di Serie A yang membuat Milan tergeser dari posisi keempat.
Dalam 18 pertandingan yang telah dimainkan, Rossoneri hanya mencatat tiga clean sheet—melawan Girona, Empoli, dan Hellas Verona.
Milan juga sudah kebobolan 23 gol, dengan delapan di antaranya terjadi dalam empat pertandingan terakhir Serie A (masing-masing dua gol saat menghadapi Torino, Bologna, Lazio, dan Lecce). Pelatih asal Portugal itu masih belum menemukan keseimbangan yang tepat dalam timnya.
Saat menghadapi Como, Conceicao bisa saja melakukan eksperimen taktik baru. Ada rencana untuk mencoba skema tiga bek, dengan Theo Hernandez dan Alex Jimenez berperan sebagai wing-back. Di lini tengah, Youssouf Fofana dan Warren Bondo berpotensi dimainkan untuk memperkuat pertahanan.
Sky Sport menyoroti bahwa masalah utama Milan adalah kelemahan dalam transisi permainan. Ketidakseimbangan antara fase penguasaan bola dan pertahanan telah menjadi kendala yang belum terselesaikan dalam waktu yang lama.
BACA JUGA:AC Milan Hadapi Perubahan Besar: Stadion, Pelatih, dan Direktur Baru
BACA JUGA:Inter vs Monza 3-2: Nerazzurri Ikuti Jejak Comeback AC Milan!
Allegri dan Paratici Berpotensi Reuni di Milan
Nama Massimiliano Allegri kini santer dikaitkan sebagai calon pelatih AC Milan musim depan. Ia kemungkinan besar akan kembali berduet dengan Fabio Paratici, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat direktur olahraga Milan.
CEO AC Milan, Giorgio Furlani, menjadi sosok yang berperan dalam proses pencarian direktur olahraga baru.
Dalam rencana "Italianisasi" skuad Milan, Paratici dinilai sebagai sosok yang ideal, mengingat rekam jejaknya bersama Allegri saat menangani Juventus.
Sepak bola ala Allegri selalu menitikberatkan pada pertahanan yang kokoh dan fisik yang kuat. Terlepas dari kritik terhadap gaya bermainnya, ia dikenal sebagai pelatih yang mampu membangun lini belakang solid dan meningkatkan kualitas bek tengahnya.
Milan sendiri telah kebobolan terlalu banyak gol sejak meraih Scudetto terakhir mereka. Jika Allegri benar-benar kembali, pertanyaan utama adalah apakah ia akan menerapkan sistem tiga bek seperti di Juventus versi 2.0 atau tetap menggunakan skema empat bek tradisional.
BACA JUGA:AC Milan Perpanjang Kontrak Tijjani Reijnders Sampai 2030, Tijjani: Ini Rumah Kedua Saya!
BACA JUGA:Kursi Panas Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao Dipecat?
Dalam opsi pertahanan tiga bek, Kyle Walker—yang memiliki pengalaman dan fleksibilitas tinggi—bisa menjadi pilihan utama.
Sementara Strahinja Pavlovic menawarkan kekuatan dan agresivitas. Fikayo Tomori (bek tengah yang agresif) dan Malick Thiaw (bek yang terbiasa membangun serangan dari belakang) juga tetap menjadi opsi kuat.
Salah satu nama yang patut diperhatikan adalah Matteo Gabbia. Sebagai pemain asli Italia dan seorang Milanisti sejati, ia berpeluang menjadi andalan Allegri di lini belakang.
Di sisi lain, AC Milan juga harus mencari bek kiri baru, terutama jika kontrak Theo Hernandez tidak diperpanjang.
Keseimbangan di Lini Tengah
Di lini tengah, keserbabisaan dan kecerdasan taktis Youssouf Fofana akan sangat diapresiasi oleh Allegri, terutama dalam perannya sebagai pemutus serangan lawan.
Untuk mendukung konektivitas antar lini, Milan membutuhkan gelandang box-to-box. Yunus Musah dan Warren Bondo memiliki karakteristik yang sesuai dengan filosofi Allegri—Musah unggul dalam daya jelajahnya, sementara Bondo memiliki posisi dan visi permainan yang baik.
BACA JUGA:Cerita Pilu AC Milan: Protes Curva Sud hingga Penalti Menit Akhir Lazio
BACA JUGA:Como 1907 Pagari Cesc Fabregas dari Juventus, AC Milan, dan AS Roma
Selain itu, Allegri juga menyukai tipe gelandang serang seperti Tijjani Reijnders—mirip dengan bagaimana ia dulu mengandalkan Arturo Vidal, Sami Khedira, atau Adrien Rabiot di Juventus.
Dengan teknik permainan yang tinggi, Reijnders bisa berperan sebagai playmaker di lini tengah, serupa dengan Miralem Pjanic dalam sistem Allegri di Juve.
Rafael Leao dan Perubahan di Lini Serang
Di lini serang, Rafael Leao dipastikan akan menjadi kunci utama. Secara teori, kecepatan dan kreativitasnya sangat cocok untuk skema serangan balik cepat yang menjadi ciri khas Allegri.
Namun, satu tantangan besar bagi Allegri adalah membuat Leao lebih disiplin dalam bertahan, karena selama ini kontribusinya dalam fase pertahanan masih kurang maksimal.
Di sisi kanan, Christian Pulisic lebih serba bisa dan lebih banyak membantu tim dalam bertahan. Sementara itu, Santiago Gimenez perlu dilatih lebih lanjut agar bisa lebih kreatif di kotak penalti.
Jika ia terisolasi seperti Dusan Vlahovic di Juventus era Allegri, maka Milan bisa menghadapi masalah besar di lini depan.
Allegri masih memiliki rumah di Milan, kota tempat ia memenangkan Scudetto pertamanya bersama Rossoneri. Di sisi lain, Paratici juga terbiasa menjalin komunikasi dengan agen dan manajer klub di pusat kota, dekat dengan kantor pusat bersejarah Milan di Via Turati.
BACA JUGA:Rating Pemain AC Milan usai Dihajar Lazio di San Siro, Banyak Merahnya!
BACA JUGA:Mengapa Gol Bologna ke Gawang AC Milan Disahkan VAR? Ini Aturan IFAB
Kembalinya Allegri dan Paratici ke Milan akan memberi mereka kesempatan untuk membalas dendam kepada Juventus, yang mereka tinggalkan dalam situasi kurang mengenakkan.
Allegri dipecat dengan penuh kontroversi setelah membawa Juve juara Coppa Italia, sementara Paratici terpaksa meninggalkan klub akibat kasus keuangan yang menjeratnya.
Banyak pengamat menilai bahwa Milan lebih cocok dengan filosofi sepak bola klasik Italia—yakni permainan yang lebih terstruktur dan mengandalkan keseimbangan transisi.
Jika tetap memaksakan gaya permainan cepat ala Eropa tanpa stabilitas yang memadai, Rossoneri mungkin akan terus menghadapi kesulitan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: