Penyebab Anak Kecil Suka Ikut Puasa Meski Hanya Setengah Hari

Anak-anak bersemangat menjalankan puasa setengah hari, terinspirasi oleh orang tua dan keluarga. --Freepik
HARIAN DISWAY - Setiap bulan Ramadan, anak-anak antusias menjalankan puasa setengah hari. Itu menjadi hal yang umum di berbagai komunitas Muslim.
Meski belum diwajibkan, mereka tampak bersemangat mengikuti jejak orang dewasa dalam berpuasa. Apa yang mendorong anak-anak berpuasa setengah hari? Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi fenomena itu.
Anak-anak sering kali meniru perilaku orang tua dan anggota keluarga lainnya. Ketika mereka melihat orang tua mereka berpuasa, muncul keinginan untuk ikut serta.
BACA JUGA: 5 Hikmah Puasa Ramadan dalam Meningkatkan Kualitas Hidup
Orang tua biasanya mulai mengenalkan konsep puasa kepada anak sejak usia tujuh tahun. Sebagai bentuk latihan sebelum mencapai usia baligh. Usia wajib untuk berpuasa.
Metode yang umum diterapkan adalah puasa setengah hari atau "puasa bedug". Anak-anak berpuasa dari waktu subuh hingga zuhur. Setelah berbuka pada siang hari, mereka dianjurkan untuk melanjutkan kembali puasanya hingga waktu maghrib.
Selain keluarga, lingkungan sosial juga berperan signifikan. Anak-anak yang melihat teman-temannya berpuasa cenderung ingin ikut serta. Agar tidak merasa tertinggal.
BACA JUGA: Makna dan Hikmah Puasa Ramadan 2025 dalam Kehidupan Sehari-hari
Di sekolah atau lingkungan bermain, perbincangan mengenai siapa yang sudah mulai berpuasa sering menjadi topik hangat.
Dorongan dari teman sebaya itu menambah semangat anak untuk mencoba berpuasa. Meskipun hanya setengah hari.
Dengan bimbingan yang tepat, pengalaman puasa dapat menjadi fondasi kuat bagi anak dalam menjalankan ibadah di masa depan. -Reza mehraban-Pinterest
Orang tua memiliki berbagai cara untuk melatih anak berpuasa. Tanpa membuat mereka merasa terbebani. Salah satu pendekatan yang umum adalah memberikan penghargaan atau imbalan kecil bagi anak.
Imbalan karena mereka menyelesaikan puasa setengah hari. Misalnya, memberikan makanan favorit saat berbuka atau hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk menjelaskan makna dan tujuan puasa. Sehingga anak memahami bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Tetapi juga melatih kesabaran, disiplin, dan empati terhadap sesama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: