Respons Anggota DPD Haji Uma Soal Pembunuhan Sales Mobil Oleh TNI-AL

Respons Anggota DPD Haji Uma Soal Pembunuhan Sales Mobil Oleh TNI-AL

Anggota komisi I DPD RI Sudirman atau Haji Uma--Instagram

HARIAN DISWAY - Kasus pembunuhan seorang sales mobil asal Aceh Utara oleh oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) berhasil menarik perhatian masyarakat. Salah satunya Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sudirman atau kerap disapa Haji Uma.

Sebelumnya, Haji Uma mewanti-wanti agar kasus ini diselesaikan secara transparan agar keadilan untuk korban dapat ditegakkan. Kematian sales mobil dengan nama Hasfiani, 37, ini dikawal langsung oleh Haji Uma agar cepat diselesaikan proses hukumnya.

“Kita mendesak supaya proses hukum dipercepat mulai dari berkas perkara hingga berlanjut pengadilan,” tuturnya pada Minggu, 23 Maret 2025.

Desakan tersebut tidak serta merta dilayangkan melainkan Haji Uma menilai adanya kemoloran karena rekonstruksi kejadian yang belum terlaksana. Lebih lanjut, Haji Uma juga menekan pengadilan militer untuk memberikan batas waktu dalam penyelesaian kasus pembunuhan Hasfiani.

BACA JUGA:Oknum TNI Menyerahkan Diri Usai Tembak 3 Polisi

BACA JUGA:Mako Polres Tarakan Diserang Sejumlah Oknum TNI

“Proses hukum itu harus ada durasi waktunya,” ujar Haji Uma.

Sebagai contoh, Haji Uma menggunakan salah satu kasus pembunuhan oleh oknum TNI-AD (Angkatan Darat) terhadap Imam Maskur yang selesai dalam waktu satu bulan. Kasus tersebut dijadikan bahan empuk untuk memberi kritikan terhadap penyelesaian kasus di wilayah Aceh.

“Kalau di Jakarta bisa sebulan kenapa di Aceh tidak?” seru Haji Uma.

Terlebih kasus pembunuhan sales mobil telah terbukti tanpa harus didukung dengan pendalaman yang mendukung dugaan terhadap tersangka berinisial DI.

BACA JUGA:Sidang Perdana Tiga Oknum TNI Penembak Bos Rental Mobil

BACA JUGA:Oknum TNI-AD Ancam Tembak Wanita di Kemang

“Apalagi kasus ini tidak butuh pendalaman forensik karena sudah jelas meninggal ditempat usai ditembak,” imbuhnya.

Anggota DPD Dapil Aceh tersebut tak tanggung-tanggung melakukan pertemuan dengan Panglima Kodam (Pangdam) untuk minta kejelasan. Pertemuan tersebut juga menghadirkan pihak-pihak yang terkait dengan posisi perkara pembunuhan warga negara oleh prajurit TNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: