Makna Tawur Kesanga, Upacara Penyucian dalam Perayaan Nyepi di Pura Segara Kenjeran Surabaya

Makna Tawur Kesanga, Upacara Penyucian dalam Perayaan Nyepi di Pura Segara Kenjeran Surabaya

Ritual Upacara Tawur Kesanga untuk perayaan tahun baru saka di Pura Segara Kenjeran, Surabaya-Boy Slamet-Harian Disway

Pecaruan melibatkan persembahan kepada roh-roh atau buta, yang dianggap sebagai kekuatan negatif. Persembahan biasanya terdiri dari berbagai bahan seperti bunga, nasi, dan makanan lainnya. 

Setelah pecaruan, masyarakat berkumpul untuk melakukan sembahyang bersama yang dipimpin oleh para sulinggih (pemimpin spiritual). 

BACA JUGA: Hari Libur Nyepi dan Libur Lebaran Berdekatan, Menhub dan Menag Wacanakan WFA

BACA JUGA: 7 Tips Berlibur di Bali saat Nyepi, Nikmati Vibes dan Siapkan Makanan Sendiri

Dalam sembahyang itu, doa-doa dipanjatkan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi umat serta alam.


Pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan di area sekitar Pura Segara Kenjeran, Surabaya-Boy Slamet-Harian Disway

Salah satu momen paling menarik dalam Tawur Kesanga adalah pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang melambangkan Buta Kala atau sifat jahat. 

Masyarakat mengarak ogoh-ogoh keliling desa sebagai simbol pengusiran kejahatan. Tahun ini, pawai ogoh-ogoh diadakan di Pura Segara Kenjeran, Surabaya, Jumat, 28 Maret 2025. Untuk menghormati umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, pengarakannya dilakukan di daerah sekitar pura saja.

BACA JUGA: Hal-Hal yang Dipersiapkan sebelum Lebaran agar Perayaan Lebih Berkesan

BACA JUGA: Ritual dan Perayaan Tradisional Cap Go Meh Menutup Rangkaian Tahun Baru Imlek dengan Kemeriahan

 


Ogoh-ogoh diarak keliling terlebih dahulu sebelum dibakar-Boy Slamet-Harian Disway

Setelah pawai, ogoh-ogoh dibakar sebagai bentuk pembakaran segala kejahatan di muka bumi. Pembakaran ogoh-ogoh memiliki makna simbolis yang dalam. 

Dengan membakar ogoh-ogoh, masyarakat berharap dapat membakar segala sifat buruk dan energi negatif dalam diri mereka sendiri serta lingkungan sekitar. Mencerminkan harapan untuk mencapai kehidupan yang lebih harmonis.

Tawur Kesanga sejalan dengan ajaran Tri Hita Karana, yaitu konsep keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: