4 Alasan Konten Horor Sangat Digemari Warga Indonesia

HARIAN DISWAY - Konten horor seperti memiliki tempat spesial di hati warga Indonesia. Tak heran jika semakin banyak konten-Konten horor yang berseliweran. Entah itu podcast, video YouTube, film bioskop, ataupun video pendek TikTok maupun Reels.

Dengan kemudahan akses media sosial, konten-konten itu bisa diakses kapan saja. Membersihkan rumah sambil mendengarkan kisah seram di podcast? Bisa. Makan sambil melihat investigasi tempat angker? Bisa juga.

Berikut alasan kecintaan masyarakat Indonesia akan konten-konten berbau mistis.

BACA JUGA:4 Film Indonesia yang Tayang di Netflix pada April 2025, Ada Horor dan Drama Romantis

1. Lekatnya Cerita Rakyat dalam Kehidupan

Indonesia adalah negara yang masih menjunjung tinggi budaya setiap daerahnya. Dengan cerita daerah yang turun temurun dari mulut ke mulut, tidak heran bahwa cerita yang bernuansa horor menjadi bagian dari keseharian. 

Cerita-cerita horor sering dibagikan di media sosial.--

Keberadaan hantu khas Indonesia seperti pocong, kuntilanak, sundel bolong, genderuwo, tuyul, dan semacamnya, sangat tidak asing. Pun, ada sekelumit hubungan dengan aspek agama, spiritual, dan budaya warga Indonesia.

BACA JUGA:Membedah Film Horor yang Laris Manis di Indonesia

2. Ketagihan Akan Rasa Takut 

Saat seseorang menikmati konten horor, ada thrill atau sensasi tersendiri yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.

Jantung berdetak kencang, mulut yang siap untuk berteriak, tubuh terasa tegang. Itulah sensasi yang dicari dari konten horor.

Warga Indonesia memiliki minat yang tinggi untuk melihat film horor di bioskop.--

Rasa takut itu bisa menjadi suatu hal yang seru dan selalu dicari. Rollercoaster emosi itulah yang membuat konten horor banyak diminati.

Terlebih lagi saat rasa takut yang dirasakan adalah kolektif, contohnya ketika ramai-ramai menonton film horor di layar lebar. Semuanya akan merasakan ketakutan yang sama. Itu sungguh mengasyikkan.

BACA JUGA:3 Fakta Walid, Tokoh di Serial Bidaah yang Viral di TikTok

3. Kebersamaan dalam Komunitas

Sumber: