Kisah Kelam Oriental Circus Indonesia TSI, Ada Aksi Keji di Setiap Atraksi

Kisah Kelam Oriental Circus Indonesia TSI, Ada Aksi Keji di Setiap Atraksi

Tangkap layar podcast Forum Keadilan tentang pengakuan Vivi (berjilbab) dan Butet, eks pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia (TSI).-youtube Forum Keadilan-

Yang jelas, baik Vivi maupun Butet sudah dilatih bermain sirkus sejak kecil. Selama berlatih itulah kekerasan dialami. Mulai dari pukulan tangan hingga dengan batang rotan. Keduanya juga mengaku tidak mendapat pendidikan formal. Hanya belajar membaca dan menulis. Berhitung juga belajar sekadarnya.

Keduanya bermain sebagai manusia plastic dengan kelenturan tubuh yang fantastis. Keduanya juga pemain atraksi tali di ketinggian. Malah saat hamil sembilan bulan dan dipaksa atraksi, Butet tampil dengan menarik tubuh Vivi di tali yang dipasang di ketinggian.

Kini mereka sedang mencari keadilan atas kekejian di masa lalu. M Sholeh sudah menyebut tiga nama yang harus bertanggung jawab. Mereka adalah Frans Manangsang, Jansen Manangsang, dan Tony Sumampau. 

Ada tuntutan yang diminta Sholeh mewakili 20 orang mantan pemain OCI. Yaitu mereka mengungkapkan jati diri para korban karena semuanya tidak tahu asal usul mereka, penyelidikan kepada sisa pemain sirkus yang kini masih ada di TSI, ada pengadilan untuk pelanggaran ini, dan ganti rugi karena para korban sudah sekian puluh tahun dipisahkan dari keluarganya. “Tindakan mereka termasuk pelanggaran HAM berat jadi tidak mengenal kadaluwarsa,” tandas Sholeh.

Sholeh juga meminta pemerintah agar membentuk tim pencari fakta lintas lembaga untuk kasus ini. “Ini bukan hanya satu atau dua orang saja. Kami sudah mengumpulkan masih 20 eks OCI. Padahal ada sekitar 60 orang yang juga menjadi korban. Dibantu 20 orang ini, akan kami kumpulkan semuanya,” papar Sholeh.

Atas polemic ini, Taman Safari Indonesia Group pun bersuara. TTSI berdalih tak ada hubungan dengan sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang mengaku mengalami kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan tidak manusiawi. 

"Sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan ex pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut," kata Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group Finky Santika Nh. 

Dia mengklaim kalau Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen, dan tidak terafiliasi dengan eks pemain sirkus tersebut.  "Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu. Namun, kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan," katanya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: