Deretan Artis yang Suarakan Isu Palestina pada Coachella 2025

Coachella 2025, bukan hanya festival musik, tetapi juga media kritik terhadap ketidakadilan dunia--Anadolu Ajansi
Tampil sebagai pembuka Clairo, Senator AS Bernie Sanders secara mengejutkan muncul. Ia berpidato dengan menyinggung keberanian Clairo dalam menyuarakan pendapat. ermasuk soal genosida di Gaza yang merenggut ribuan nyawa anak-anak dan perempuan.
BACA JUGA:Panah Asmara Sheila Majid Pungkasi International Golo Mori Jazz 2025
Clairo dan Bernie Sanders dengan pidatonya selama di panggung Coachella 2025-Emma McIntyre-Getty Images for Coachella
5. Kneecap
Selain penampilan visual, grup Hip-hop Irlandia itu menyerukan Free Palestine dan menyebut Amerika sebagai negara yang mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Dalam pernyataan selanjutnya, mereka menulis, “Anak muda Amerika tidak mendukung genosida.”
6. Bob Vylan
Duo punk asal Inggris Bob Vylan juga turut menyuarakan dukungan untuk rakyat Palestina. Dalam penampilannya di Sonora Stage Coachella 2025, Bob Vylan dengan lantang menyatakan, "Rakyat Palestina selalu penting".
7 Darkside (Nicholas Jaar)
Dengan penuh emosi, Jaar menyampaikan kritik terhadap keterlibatan pemerintah AS dan industri teknologi dalam konflik Palestina.
Ia juga mengecam sistem pusat penahanan imigran yang dijalankan untuk mendapatkan keuntungan, sembari berkata, “Hanya karena kami menentang genosida, bukan berarti kami pantas dideportasi.”
Apa yang terjadi di Coachella 2025 membuktikan bahwa musik bukan sekadar hiburan semata. Melainkan juga media perlawanan.
Di tengah dunia yang semakin sibuk akan informasi, tindakan para musisi itu menjadi bukti bahwa panggung seni masih punya daya untuk mendorong perubahan sosial.
BACA JUGA:International Golo Mori Jazz 2025: Maliq & D'Essentials Bikin Romantis, Tohpati Kenang Elfa Secioria
Dengan keberanian mereka menyuarakan kebenaran, meski menghadapi risiko sensor dan kontroversi, para musisi itu layak mendapat apresiasi.
Coachella pun tak hanya dikenang karena musik dan glamor. Tapi juga karena keberanian mereka menjadikan festival itu sebagai ajang solidaritas global.
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber