Kisah Cinta Cappuccino Assasino dari Italian Brainrot, Mengapa Gelas Kopi Jadi Pembunuh Bayaran?

BACA JUGA: Mengenal Meme Anomali Tung Tung Tung Sahur, Karakter Absurd Brainrot AI

Penggunaan bahasa Italia ini bukan hanya untuk memperkuat tema Italia pada karakter-karakter ini, tetapi juga memberikan nuansa yang lebih kocak dan tidak masuk akal ketika dipadukan dengan visual yang konyol.

Cappuccino Assasino adalah bagian dari karakter-karakter ikonik yang muncul dari fenomena Italian Brainrot, yang sangat cepat viral di TikTok, terutama sejak Maret 2025.

Fenomena ini memunculkan berbagai karakter AI absurd lainnya, seperti Ballerina Cappucina, Trippi Troppi, dan Brr Brr Patapim. Semua karakter ini memiliki ciri khas yang mirip, yaitu visual yang nyeleneh dan narasi yang sering kali berbahasa Italia.

BACA JUGA: Bombardino Crocodilo, Fenomena Karakter Absurd di Balik Tren Brainrot AI

Keunikan dan keterkaitan antara berbagai karakter dalam Italian Brainrot membuat pengguna TikTok seringkali membuat konten parodi atau meme tentang mereka.

Dalam hal ini, Cappuccino Assasino tidak hanya menjadi objek humor, tetapi juga simbol dari tren meme absurd yang menghubungkan elemen-elemen budaya Italia dengan humor yang tidak masuk akal.

BACA JUGA: Unesa Buka Prodi S-1 Artificial Intelligence, Jalur Golden Ticket Dibuka 10 Maret 2025

Karakter Cappuccino Assasino dan karakter Italian Brainrot lainnya menunjukkan bagaimana internet modern menciptakan sebuah fenomena budaya yang bergerak cepat, dan dapat menyatukan orang-orang melalui humor yang tidak harus berbasis pada logika. Fenomena seperti ini menyarankan bahwa absurdnya sebuah konten justru menjadi daya tarik utama.

Cappuccino Assasino sendiri menggambarkan bagaimana keanehan visual dan narasi dapat menjadi bagian dari budaya meme yang lebih luas, menciptakan gelombang viralitas yang tidak terduga.

Karakter ini, meskipun aneh dan tidak memiliki makna yang jelas, berhasil membuat pengguna internet tertawa dengan cara yang sangat sederhana: absurd. (*)

 

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya

Sumber: