Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia? Ini Kata BMKG

HARIAN DISWAY – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan penjelasan resmi terkait meningkatnya suhu udara yang dirasakan masyarakat di berbagai daerah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Cuaca panas yang terjadi secara merata ini menimbulkan kekhawatiran publik terutama terkait potensi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, serta aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

Sejumlah pertanyaan pun mencuat mengenai penyebab utama kondisi ekstrem tersebut dan perkiraan kapan suhu udara akan kembali normal.

Dalam penjelasannya, BMKG menyebut bahwa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini tengah berada dalam fase peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.

Masa transisi ini umumnya ditandai dengan cuaca yang tidak menentu seperti peningkatan suhu udara pada siang hari, potensi hujan lokal, serta munculnya angin kencang di beberapa wilayah.

BACA JUGA: BMKG Juanda Prediksikan Cuaca Ekstrem Jatim Hari Ini, Berikut Daftar Wilayah yang Terdampak

Berdasarkan data yang dihimpun hingga pekan kedua April 2025, sekitar 2 persen Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki awal musim kemarau, meskipun sebagian besar wilayah lainnya masih berada dalam masa peralihan.

BMKG mencatat bahwa meskipun belum memasuki musim kemarau secara menyeluruh, suhu udara maksimum yang tinggi sudah mulai dirasakan di sejumlah wilayah. Selama sepekan terakhir, tercatat suhu maksimum mencapai lebih dari 35 derajat Celsius di berbagai stasiun meteorologi.

Beberapa lokasi dengan suhu tertinggi antara lain Stasiun Meteorologi Juanda di Jawa Timur yang mencatat 37,9°C, Stasiun Meteorologi Tanah Merah di Papua Selatan dengan suhu 37°C, serta Balai Besar MKG Wilayah II di Tangerang Selatan yang mencatat suhu sebesar 35,4°C.

BACA JUGA: BMKG Peringatkan Hujan Lebat hingga 11 Maret, Waspada Potensi Banjir dan Cuaca Ekstrem

BMKG mengungkapkan suhu udara yang melebihi 35°C di beberapa daerah Indonesia dan memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada Agustus 2025. --Freepik

BMKG menjelaskan bahwa tingginya suhu tersebut diperparah oleh kecepatan angin yang relatif lemah, sehingga tidak terjadi sirkulasi udara yang memadai untuk mendistribusikan panas. Hal ini menyebabkan panas terakumulasi di permukaan dan membuat udara terasa semakin menyengat.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa musim kemarau tahun 2025 diprediksi akan dimulai secara bertahap sejak April, dan akan terus meluas ke berbagai wilayah Indonesia hingga pertengahan tahun.

Meski demikian, menurut analisis BMKG, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di sebagian besar wilayah.

Sumber: