Black Dandyism: Busana sebagai Pembebasan dalam Mode Kontemporer

Black Dandyism: Busana sebagai Pembebasan dalam Mode Kontemporer

Elegansi dan pembebasan identitas bertemu dalam gaya Black Dandyism, dari Harlem Renaissance ke Met Gala 2025.--Pinterest


Gerakan La Sape di Kongo menunjukkan bagaimana busana mewah dipakai sebagai perlawanan sosial dan penegasan identitas di tengah kemiskinan.-Baudouin Mouanda-

Di era modern, terutama sejak tahun 1960-an dan 1970-an, Black Dandyism kembali menguat sebagai bagian dari gerakan Black Power dan identitas budaya diaspora Afrika.

Pria kulit hitam mengenakan pakaian formal atau nyentrik dengan penuh kebanggaan, menunjukkan bahwa mereka menolak narasi dominan yang menggambarkan mereka sebagai sosok kasar, kriminal, atau tidak beradab.

BACA JUGA: Met Gala 2025: S.COUPS SEVENTEEN Catat Debut Keren dengan Outfit Boss, Simak Foto-fotonya

Black Dandyism menembus batas-batas kelas, ras, gender, dan orientasi. Dalam banyak kasus, para dandy (pesolek) kulit hitam juga menjungkirbalikkan norma maskulinitas tradisional.

Mereka menunjukkan bahwa menjadi laki-laki kulit hitam bukan berarti harus selalu tampil 'garang' atau maskulin secara stereotipikal, tapi juga bisa halus, penuh ekspresi artistik, bahkan flamboyan.

Di Afrika sendiri, khususnya di Kongo, dikenal gerakan La Sape—masyarakat pencinta busana yang memakai pakaian haute couture (busana mewah) sebagai bentuk perlawanan sosial.

BACA JUGA: Outfit Serbahitam Jadi Andalan Dunia Fashion Modern, Ini Alasannya!

Mereka mungkin hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, tetapi tetap berdandan seperti aristokrat Prancis, sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan strategi pembebasan identitas.

Black Dandyism dalam Mode Kontemporer


Lewis Hamilton, A$AP Rocky, dan Pharrell Williams menampilkan interpretasi modern Black Dandyism yang penuh gaya di Met Gala 2025.--Vogue

Melompat ke masa kini, Black Dandyism telah berevolusi, namun tetap berakar pada nilai-nilai yang sama. Ikon fashion seperti Jidenna, dengan setelan jas yang tajam, fedora klasik, dan pola-pola mencolok, menjadi representasi nyata dari gaya dandy masa kini. 

Met Gala 2025 yang mengusung tema “Superfine: Tailoring Black Style” menjadi momen penting yang kembali menempatkan Black Dandyism di panggung dunia.

BACA JUGA: Met Gala 2025: Rihanna Umumkan Kehamilan Ketiga, A$AP Rocky Siap Jadi Ayah Lagi

Tema ini secara langsung mengakui betapa besar pengaruh budaya kulit hitam—terutama dalam fashion—terhadap perkembangan mode secara global.

Gaya Black Dandyism benar-benar tampil mencolok di Met Gala 2025. Para co-chair seperti Colman Domingo, Lewis Hamilton, A$AP Rocky, dan Pharrell Williams hadir dengan interpretasi pribadi mereka terhadap estetika dandy: dari potongan jas yang tajam, pilihan warna yang berani, hingga sentuhan modern yang tetap menghormati akar budaya yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: vogue