Alasan Para Perempuan Masa Kini Kembali Menyukai F1

Formula 1 (F1) adalah ajang balap mobil tercepat dan paling bergengsi di dunia, menampilkan teknologi canggih dan persaingan antar pembalap terbaik global.--formula1.com
HARIAN DISWAY - Sejak kejuaraan dunia dimulai pada 1950, Formula 1 atau F1 lebih dikenal sebagai olahraga yang digandrungi kaum adam.
Deru mesin, kecepatan tinggi, dan strategi teknis membuatnya terasa seperti dunia olahraga yang didominasi oleh maskulinitas.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kaum hawa yang jatuh cinta pada balapan jet darat itu.
BACA JUGA:Alpine F1 Krisis? Kepala Tim Cabut, Performa Doohan Dievaluasi, Colapinto Diberi Kesempatan
Tren tersebut tak hanya terlihat di media sosial. Tapi juga di komunitas penggemar F1 yang kini lebih beragam. Sebenarnya, apa yang membuat para perempuan jadi suka F1?
Serial Dokumenter Drive to Survive
Salah satu faktor terbesarnya adalah serial dokumenter Netflix Drive to Survive. Serial itu membuka pintu bagi penonton baru yang sebelumnya tidak terlalu akrab dengan dunia F1.
Serial dokumenter itu menggunakan pendekatan storytelling yang dramatis dan personal. Penonton diajak mengenal para pembalap, konflik antar tim, dan berbagai tekanan yang mereka hadapi di balik layar.
BACA JUGA:Liam Lawson Terpuruk di Awal Musim F1 2025, Red Bull Pertimbangkan Penggantian Pembalap
Kemunculan serial dokumenter Drive to Survive pada 2019 lalu di Netflix menjadi salah satu pemicu peningkatan popularitas F1 di kalangan wanita--Medium
Alih-alih hanya melihat mobil balap melaju di lintasan, penonton diperlihatkan sisi manusiawi dari olahraga itu.
Emosi, rivalitas, hingga perjuangan setiap individu menjadikan F1 terasa lebih dekat dan menarik. Terutama bagi penonton perempuan yang menyukai narasi yang kuat dan relatable.
Kehadiran Pembalap Muda yang Karismatik
Selain itu, kehadiran pembalap muda yang karismatik dan menarik perhatian publik juga berpengaruh besar.
BACA JUGA:Mesin V10 Siap Comeback ke F1? FIA Buka Peluang untuk Nostalgia Epik
Nama-nama seperti Charles Leclerc, Max Verstappen, Lando Norris, atau Oscar Piastri tidak hanya dikenal karena kemampuan balap mereka. Tapi juga karena kepribadian masing-masing yang menawan di depan media.
Interaksi mereka dengan penggemar, konten ringan di luar balapan, serta kehadiran mereka di platform-platform seperti Instagram dan TikTok, membuat para perempuan merasa lebih terhubung dan nyaman menjadi bagian dari fandom.
Perubahan Strategi Branding
Setelah diakuisisi oleh Liberty Media pada 2017, F1 mengalami perubahan strategi media yang signifikan. Pembalap dan tim kini lebih bebas berinteraksi di media sosial. Memungkinkan mereka membangun koneksi lebih dekat dengan penggemar.
BACA JUGA:F1 Kehilangan Sosok Ikonik, Eddie Jordan Meninggal Dunia
Fashion dan branding dalam dunia F1 juga mengalami perubahan signifikan. Merchandise resmi tim F1 kini tampil lebih stylish dan wearable. Membuat banyak kaum hawa tertarik membeli dan memakainya sebagai bagian dari gaya sehari-hari.
Kolaborasi antara brand fashion dengan tim F1 pun makin sering terjadi, menggabungkan dunia balap dengan estetika yang lebih modern dan fashionable.
Kolaborasi antara Tommy Hilfiger, Mercedes-AMG F1, dan Awake--Mercedes AMG Petronas Formula One Team
Hal itu tampak dari kolaborasi dengan merek-merek fashion ternama. Seperti Tommy Hilfiger dan Charlotte Tilbury. Menunjukkan upaya F1 untuk merangkul audiens perempuan.
Komunitas Online yang Inklusif
Tak bisa dipungkiri, media sosial juga berperan penting dalam menyebarkan minat tersebut. Banyak konten kreator perempuan yang aktif membuat konten tentang F1. Baik itu analisis balapan, humor, hingga fangirling terhadap pembalap favorit mereka.
Platform seperti Reddit menjadi salah satu tempat bagi penggemar F1, termasuk perempuan, untuk berdiskusi dan berbagi pandangan.
Salah seorang pengguna Reddit menyatakan, "Kami juga suka mobil yang melaju kencang. Mobil cepat = bagus"
Komunitas itu membuat para wanita merasa diterima dan tidak dihakimi. Meskipun mereka baru mengenal olahraga tersebut. Akibatnya, semakin banyak yang tertarik untuk ikut nonton balapan setiap akhir pekan.
Secara keseluruhan, meningkatnya minat perempuan terhadap F1 adalah hasil dari pergeseran budaya dan pendekatan yang lebih terbuka dari industri balap itu sendiri.
F1 kini tidak hanya tentang kecepatan dan teknologi. Tapi juga tentang cerita, hubungan antarpersonal, gaya hidup, dan komunitas.
BACA JUGA:Dampak Menonton Film Kekerasan pada Otak dan Mental
Dengan makin banyaknya perempuan yang merasa relate dan nyaman menjadi penggemar, bisa dibilang bahwa masa depan F1 kini jauh lebih inklusif, berwarna, dan menarik. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber