Tergiur Gaji Tinggi, Karier Gabri Veiga Nyaris Hancur di Arab Saudi

Gabriel Veiga terlihat tidak senang di Liga Saudi -Instagram @gabriveiga-
Gerakan pindah ke Liga Saudi ini dimulai oleh Cristiano Ronaldo yang pindah ke Al-Nassr. Setelah putus kontrak dengan Manchester United pada musim 2022/23.
Polemik Liga Saudi
Liga Saudi sebenarnya adalah opsi baru yang bagus bagi pemain-pemain yang sudah tua untuk dapat uang setelah Liga Amerika Serikat (MLS) atau Liga China (CSL). Hanya saja muncul polemik tersendiri untuk klub di Eropa.
Berbeda dengan MLS dan CSL, Semua pemilik klub di Liga Saudi sangat kaya. Jadi mereka bisa bebas bertahan di area abu-abu FFP (Financial Fairplay Rules).
Seperti bursa transfer Januari lalu, pemain Aston Villa Jhon Duran yang datang dengan harga fantastis ke Al Nassr. Tapi klub tidak melepas satu pemain pun untuk menyeimbangkan anggaran karena kekayaan pemiliknya.
Ini bikin magnet buat semua pemain Eropa, terutama jika alasannya adalah untuk membantu ekonomi keluarga keluar dari kemiskinan. Makin membuat semua klub Eropa susah mempertahankan pemainnya.
Gabriel Veiga memiliki catatan yang buruk ketimbang waktu di Celta Vigo.-Instagram @gabriveiga-
Gabriel Veiga adalah salah satu korbannya. Konon banyak pundit mengatakan bahwa talenta yang ada di dalam dirinya cukup besar bahkan bisa menjadi pemain bintang di masa depan nanti.
Tapi naas karena tergiur uang banyak ia sempat terhenti di umur yang sebenarnya krusial untuk perkembangan saat di Liga Saudi. Kalaupun kembali ke Porto mungkin saja butuh waktu lama untuk kembali ke performa sebelumnya karena perbedaan level yang jauh.
Gabriel Veiga masih beruntung ada Porto yang melihat potensinya masih bisa dipoles. Dan berani bayar harga yang ditetapkan Al-Ahli tapi tak semua punya keberuntungan sepertinya.
Semoga kasus Gabriel Veiga ini jadi pelajaran bagi pemain muda yang ingin pindah ke Saudi. (*)
*) Mahasiswa Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: abola