Pembicara di Seminar Haji Jeddah, Gus Yahya Soroti Sistem Istita'ah

Pembicara di Seminar Haji Jeddah, Gus Yahya Soroti Sistem Istita'ah

KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyampaikan empat rekomendasi utama dalam seminar bertema ‘al-Isthitha'ah fi al-Hajj wa al-Mustajaddat al-Mu'ashirah’ atau ‘Kapasitas Melaksanakan Haji dan Isu-Isu Kontemporer.--

“Mampu membayar biaya pendaftaran awal belum tentu tergolong mampu secara syar’i untuk berhaji. Biaya haji sesungguhnya terus meningkat setiap tahun, dan masa tunggu yang panjang dapat melemahkan kondisi fisik calon jamaah. Bisa jadi ketika giliran haji tiba, orang tersebut telah lanjut usia atau bahkan wafat,” kata Gus Yahya.

Menyikapi situasi ini, Gus Yahya memaparkan empat usulan strategis dalam Seminar Akbar Haji 2025.

Pertama, pentingnya fatwa dan edukasi mengenai istitha’ah dari para ulama.

Menurut Gus Yahya, umat Islam memerlukan fatwa dan arahan yang jelas dari para ulama tentang kapan seseorang dinyatakan wajib berhaji secara syar’i, agar jamaah merasa tenang dalam menunaikan kewajibannya.

Dalam pandangan mazhab Syafi’i, istitha’ah baru ditetapkan ketika seseorang benar-benar akan berangkat haji, bukan saat pendaftaran.

BACA JUGA:BPOM Temui Otoritas Obat dan Makanan Saudi, Pastikan Kualitas Konsumsi Jamaah Haji

Kedua, sosialisasi mengenai kewajiban haji yang hanya sekali seumur hidup.

Gus Yahya menekankan pentingnya pemahaman bahwa ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi yang telah memenuhi syarat, sehingga memberi kesempatan bagi saudara Muslim lainnya yang belum pernah menunaikannya.

Ketiga, evaluasi dan inovasi sistem antrean nasional.

Pemerintah negara dengan jumlah calon jamaah haji yang besar seperti Indonesia, kata Gus Yahya, perlu menyusun kebijakan yang lebih adil dan efektif dalam pengelolaan antrean.

Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama yang lebih erat dengan Pemerintah Arab Saudi dalam pengelolaan kuota.

BACA JUGA:Keberangkatan Jamaah Haji Reguler Hampir Tuntas, Pemerintah Belum Terima Kepastian soal Visa Furoda

Keempat, perencanaan layanan haji yang lebih awal dan transparan.

Gus Yahya berharap agar Pemerintah Arab Saudi dapat menyusun dan mengumumkan rencana layanan haji lebih awal dan secara terbuka, agar calon jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menegaskan kesiapan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan lebih dari 160 juta anggota dan jaringan yang tersebar di seluruh Nusantara untuk bekerja sama dan membantu Pemerintah Arab Saudi dalam pelaksanaan rencana layanan haji tersebut.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: