Dari Pong ke Pixel: Sejarah Panjang Dunia Game

Pong adalah leluhur para game yang sudah dibuat sampai sekarang. --wired.com
Game menjadi lebih ambisius. Dunia terbuka, cerita kompleks, dan grafis sinematik jadi standar. The Witcher 3, Red Dead Redemption 2, hingga GTA V memperlihatkan bahwa game bisa selevel dengan film dalam hal produksi.
E-sport juga meledak. Turnamen Dota 2 dan League of Legends diikuti jutaan penonton. Streamer dan YouTuber seperti PewDiePie menjadi selebriti. Game bukan lagi sekadar dimainkan—ia ditonton, dianalisis, bahkan dipelajari.
BACA JUGA:Cara Hasilkan Saldo DANA Gratis dari Game Happy Donut Sort Dalam Sekejap
BACA JUGA:Emil Dardak Apresiasi Animator Game Roblox Asal Blitar, Beri Hadiah Laptop
Game Masa Kini dan Masa Depan (2020–Sekarang)
God of War Ragnarok game jaman sekarang yang ikonik. --Epic Game Store
Sekarang, game sudah menembus batas teknologi. Dengan kehadiran VR dan AR, serta AI yang kian pintar, interaksi dalam game makin imersif. Game seperti Half-Life: Alyx membawa pemain benar-benar "masuk" ke dunia digital.
Mobile gaming mendominasi Asia, sementara cloud gaming seperti Xbox Cloud dan GeForce Now memudahkan akses ke game AAA tanpa butuh perangkat mahal. Bahkan kini, game mulai digunakan dalam dunia pendidikan dan terapi mental.
Tentu, tantangan tetap ada: isu adiksi, kekerasan, dan eksploitasi mikrotransaksi. Tapi game juga menawarkan potensi besar—dalam seni, narasi, teknologi, dan komunitas global.
Epilog: Game Sebagai Cermin Zaman
Game bukan sekadar hiburan. Ia adalah representasi dari imajinasi, teknologi, bahkan identitas generasi. Dari piksel hitam putih hingga dunia digital yang nyaris nyata, game telah berjalan jauh.
Dan seperti halnya petualangan dalam RPG terbaik, dunia game pun belum tamat. Masih banyak level baru yang menanti. Siapa tahu, di masa depan nanti, kita semua bukan sekadar pemain, tapi pencipta dunia digital baru yang sepenuhnya kita rancang sendiri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: