Lamine Yamal Meredup Saat Hadapi Portugal, Gara-gara Nuno Mendes!

Lamine Yamal Meredup Saat Hadapi Portugal, Gara-gara Nuno Mendes!

Lamine Yamal tampil memukau saat laga Spanyol vs Prancis dan berhasil ciptakan Brace di pertandingan itu-X-@UEFAEURO

Salah satu keputusan yang paling diperbincangkan adalah ketika pelatih Spanyol, Luis de la Fuente, memutuskan menarik keluar Lamine Yamal sebelum babak adu penalti dimulai.

Keputusan itu langsung menuai reaksi dari fans dan media, karena Yamal adalah harapan publik Spanyol untuk menyelamatkan tim dari kekalahan.

Namun, De la Fuente punya alasan kuat. "Dia kelelahan karena musim yang sangat berat. Usianya baru 17 tahun. Kami ingin menyegarkan permainan dengan energi baru," ujar De la Fuente.

Pernyataan itu menggambarkan bagaimana beban ekspektasi terhadap pemain muda bisa sangat tinggi — kadang melebihi kapasitas mereka.

Selama 105 menit pertandingan, Yamal mencatatkan dua tembakan tepat sasaran dan menyelesaikan 21 dari 44 umpan progresif.

Sayangnya, ia gagal memberikan kontribusi nyata dalam situasi-situasi kritis. Beberapa penggemar bahkan menyindir bahwa Yamal seperti hantu di lapangan: ada, tapi tak terasa keberadaannya.

BACA JUGA:Profil Oscar Mingueza, Bek Kanan Spanyol yang Nongol di Final UEFA Nations League

BACA JUGA:Portugal vs Spanyol: Ronaldo dan Yamal Saling Puji Jelang Final UEFA Nations League

Cristiano Ronaldo Bicara Soal Tekanan pada Generasi Muda


Portugal vs Spanyol: Ronaldo dan Yamal Saling Puji Jelang Final UEFA Nations League-Harian Disway-Harian Disway

Sebelum pertandingan, Cristiano Ronaldo sempat memberikan pernyataan yang mendalam. Ia memperingatkan para pelatih dan penggemar agar tidak terlalu membebani pemain muda seperti Yamal.

"Dia butuh kebebasan untuk bermain. Jangan bebani dia dengan harapan yang terlalu besar," ucapnya.

Pernyataan ini bukan sekadar dukungan moral, tetapi juga refleksi dari pengalaman Ronaldo sendiri saat masih muda. Di usia 40 tahun, ia masih jadi motor serangan Portugal, bahkan cetak satu gol dan satu assist.

Namun, ia sadar betul bahwa talenta muda butuh waktu, pembinaan, dan perlindungan untuk berkembang secara alami.

Final itu menjadi contoh nyata betapa sulitnya posisi seorang pemain muda di timnas elite. Yamal, yang baru saja berusia 17 tahun, sudah diharapkan menjadi penyelamat di partai final.

BACA JUGA:Kunci Kesuksesan Portugal di UEFA Nations League, Berkat Taktik Jitu Martinez!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber