Iran vs Israel: The Clash of Wills (Pertarungan Kehendak)

Iran vs Israel: The Clash of Wills (Pertarungan Kehendak)

ILUSTRASI Iran vs Israel: The Clash of Wills (Pertarungan Kehendak).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Sirine Meraung di Tel Aviv dan Yerussalem Sepanjang Malam, Iran Lancarkan Ratusan Rudal dan Drone

BACA JUGA:Iran Hujani Tel Aviv dengan Rudal, Israel Bersumpah Hancurkan Fasilitas Nuklir

Lebih jauh, program nuklir Iran dipandang Israel dan banyak negara Barat sebagai ancaman eksistensial. Dalam kerangka Clausewitz, hal tersebut adalah bentuk tertinggi dari strategi agar pihak lain tunduk sebelum peluru ditembakkan. Iran seolah mengirimkan pesan: kami siap, kami kuat, dan kami tidak akan mundur.

ISRAEL: SURVIVAL DAN SUPREMASI MILITER

Di sisi lain, Israel juga mempunyai filosofi yang sederhana, tetapi sangat kuat: survival. Dikelilingi negara-negara yang pernah atau masih memusuhinya, Israel mengembangkan salah satu kekuatan militer paling canggih di dunia. 

Dalam hal ini, termasuk kemampuan nuklir yang tidak pernah mereka akui secara resmi.

Israel melihat Iran sebagai ancaman eksistensial, bukan sekadar rival geopolitik. Dalam perspektif Israel, membiarkan Iran mengembangkan kekuatan tanpa batas berarti membuka jalan bagi potensi kehancuran Israel sendiri. Atas dasar itu, Israel menggunakan semua instrumen kekuatannya.

BACA JUGA:Enam Orang Ilmuan Nuklir Iran Terbunuh dalam Serangan Israel, Khomeini Bersumpah Akan Membalas

BACA JUGA:Solidaritas dengan Palestina, Milisi Houthi Ikut Serang Israel

Di antaranya adalah serangan udara terhadap Iran dan Hizbullah di Suriah. Sabotase fasilitas nuklir Iran. Juga, pembunuhan ilmuwan Iran dan kampanye diplomasi agresif untuk mendorong sanksi internasional terhadap Teheran.

Israel ingin menegaskan kehendaknya: tidak akan ada tempat bagi kekuatan yang berpotensi mengancam eksistensinya. Bagi Israel, pencegahan harus aktif. Sebab, posisi pasif berarti kekalahan.

BENTURAN KEHENDAK: DI BALIK PERMUKAAN

Apa yang terjadi antara Iran dan Israel tidak hanya soal senjata, misil, atau operasi rahasia. Ini adalah perang kehendak yang berjalan pada berbagai lapisan. Mulai militer, diplomasi, ekonomi, hingga narasi ideologis.

Iran berusaha membangun ketahanan diri dan memaksakan pengaruhnya lewat proksi dan diplomasi tandingan melawan Barat. 

Sementara itu, Israel, dengan jaringan global yang kuat dan dukungan dari Amerika Serikat, berupaya mengisolasi dan menekan Iran. Di antaranya, melalui sanksi ekonomi, operasi militer terbatas, dan perang informasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: