Situs Nuklirnya Dibom AS, Iran Akan Hentikan Kerjasama dengan Badan Nuklir PBB, Ini Alasannya

Presiden Iran Masoud Pezeshkian (4 dari kiri) duduk bersama anggota parlemen selama sesi parlemen untuk menyampaikan anggaran tahun depan di Teheran pada 22 Oktober 2024.-AFP-
Iran kemudian membalas dengan menembakkan rudal dan mengirimkan drone ke wilayah Israel. Ketegangan semakin meningkat saat AS ikut terlibat dengan menjatuhkan bom penghancur bunker ke tiga lokasi nuklir Iran pada Minggu dini hari, 22 Juni 2025.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Akhirnya Tercapai, Iran: Operasi 'Menghukum' Israel Rampung
Sebagai balasan, Iran menyerang pangkalan militer AS di Qatar pada Senin malam, 24 Juni. Beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Trump menyebut balasan Iran itu sebagai tindakan yang "lemah" dan bahkan berterima kasih karena Iran memberi peringatan terlebih dahulu sebelum menyerang.
Kedua Pihak Klaim Menang
Dilansir dari AFP News, baik Iran maupun Israel sama-sama mengklaim kemenangan setelah pengumuman gencatan senjata.
BACA JUGA:Iran Bisa Menutup Selat Hormuz, Tapi Caranya Tidak Mudah
Pemerintah Israel menyatakan telah mencapai semua tujuan dalam Operasi Rising Lion, termasuk menghentikan ancaman dari program nuklir dan rudal balistik Iran.
Sementara itu, Iran menyebut bahwa mereka berhasil memaksa Israel mundur secara sepihak. Garda Revolusi juga memuji serangan rudal terakhir mereka ke Israel sebagai "pelajaran bersejarah".
Serangan udara Israel menewaskan ilmuwan nuklir Iran, Mohammad Reza Seddighi Saber, di utara Iran. Di sisi lain, serangan rudal Iran menewaskan 4 orang di kota Beersheba, Israel.
BACA JUGA:Pasca Diserang AS, Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Minta Bantuan Rusia?
Kementerian Kesehatan Iran mencatat 610 warga sipil tewas dan lebih dari 4.700 orang terluka akibat serangan Israel. Sementara, serangan Iran ke Israel disebut menewaskan 28 orang, menurut data resmi dan tim penyelamat.
Iran menyatakan jumlah rudal yang mereka luncurkan ke pangkalan militer AS setara dengan jumlah bom yang dijatuhkan AS di Iran. (*)
*)Mahasiswa magang dari prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: