Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (1): ’’Dibaptis’’ Polisi Baik oleh ODGJ Misterius

Ipda Purnomo, Terus Belajar Baik Bersama ODGJ (1): ’’Dibaptis’’ Polisi Baik oleh ODGJ Misterius

TANPA RISIH Purnomo menyuapi ODGJ yang ditemukan di jalan.-Dokumen Pribadi-

“Kasus seperti itu tidak satu atau dua. Ada banyak. Saya siap menampung mereka sampai kapan pun,” kata Purnomo. Suaranya lantang.

Memang setiap berbicara, suara lantang dan tegas selalu tampak pada sosok Purnomo. Menurutnya, sikap tegas dan suara lantang harus selalu ditampilkan. Sebab, untuk menghadapi ODGJ perlu mental tinggi. “Mereka harus takut dengan kita. Dengan begitu, mereka bisa nurut apa yang kita omongkan atau kita perintahkan,” tandas lelaki berusia 45 tahun itu.

BACA JUGA:Polisi Periksa 6 Saksi Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda

BACA JUGA:Demo Ojol Besar-Besaran, Polisi Imbau Masyarakat Hindari 3 Jalan Ini

Menjelang pukul 11.00, Purnomo beranjak meninggalkan kelima pemuda yang masih terus bekerja.

“Nanti rumputnya dicabuti sampai ujung sana, ya,” terang Purnomo sembari menunjuk batas tanah yayasan. “Setelah itu nyusul ke warung,” tambah Purnomo.

Sejurus kemudian, Purnomo bersama Harian Disway beranjak di warung kecil yang terletak di sebelah tenggara. Dan di warung bersahaja itu—dengan suguhan kopi plus mi instan—Purnomo bercerita banyak hal. Tentang kiprah dan sosoknya yang khas. Yaitu, merawat dan menyembuhkan ODGJ. Ya, kiprah itulah yang membuat Purnomo dikenal—bahkan dijuluki—polisi baik. Sosok yang, harus diakui, cukup langka di tengah citra polisi yang terus digempur netizen.

Lalu, bagaimana Purnomo bisa ’’dibaptis’’ sebagai Polisi Baik? Ternyata julukan itu mencuat dari seorang ODGJ yang pertama kali ditolong Purnomo. Sekitar 8 tahun lalu.


BERTEMU ODGJ di mana saja, Purnomo selalu menyempatkan menyapa dan mengajak berbincang. Kemudian membawanya ke tempat rehabilitasi miliknya. -Dokumen Pribadi-

Saat itu, di tengah tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Banaran, Babat, Lamongan. Purnomo bertemu dengan dua ODGJ. Wanita dan laki-laki. Yang wanita bernama Murniatun. “Yang laki-laki, sampai sekarang saya tidak tahu namanya,” terang Purnomo.

ODGJ laki-laki itu ditemukan dalam kondisi telanjang. Celananya digunakan untuk membalut telapak tangan yang berdarah. “Semula memang saya mengira dia adalah ODGJ. Telanjang bagian bawah dan tangan terbalut kain. Tapi saat saya ajak ngobrol, kok nyambung,” kata Purnomo.

Lelaki malang itu mengaku habis dihajar massa. Sebab, ia mengambil makanan lantaran lapar. Laki-laki itu lancar diajak berdialog. Tapi ada permintaan aneh yang dikatakan kepada Purnomo. “Jangan tanya nama atau alamat saya,” papar Purnomo menirukan permintaan aneh tersebut.

Permintaan itu pun tidak begitu diperhatikan oleh Purnomo. Keduanya kemudian diajak pulang. Rencananya dirawat Purnomo.

Yang aneh, malam harinya, Purnomo merasakan badannya demam tanpa sebab. Kemudian Purnomo menghampiri laki-laki misterius itu sembari meminta maaf bila ada tindakan atau omongannya yang menyakitkan. Laki-laki misterius itu diam. “Tapi anehnya, badan saya kemudian dingin dan bisa tidur nyenyak,” cerita Purnomo lagi.

Beberapa hari kemudian dan dirasa laki-laki itu sudah normal, Purnomo pun mempersilakan laki-laki itu pergi. Sebelum pergi, laki-laki itu mengucapkan kalimat terima kasih. “Terima kasih Pak Purnomo, polisi yang baik,” kata Purnomo menirukan kalimat dari laki-laki misterius itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: