Seri Putra Sang Fajar (15): Asmara Jawa-Bali Bersemi

Seri Putra Sang Fajar (15): Asmara Jawa-Bali Bersemi

Pohon cempaka atau pohon kantil asmara. Konon di bawah pohon itulah Raden Soekeni beroleh sasmita untuk meminang kekasihnya Ida Ayu Nyoman Rai.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Dari pasangan Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, lahirlah Soekarno. Anak itu yang berperan besar dalam perjalanan sejarah tanah air. Kedua orang tua Soekarno itu memiliki sejarahnya sendiri. Termasuk perjuangan panjang demi mendapat cinta.

Ida Ayu Nyoman Rai Srimben (Idayu). Gadis Bali dengan kulit sawo matang memesona. Matanya indah. Tatapannya jauh menghujam kalbu pemuda dari Jawa.

Namanya Raden Soekeni Sosrodihardjo. Hatinya terombang-ambing perasaan cinta. Ia pertama kali melihatnya di kediaman Nyoman Pasek dan Ni Made Liran, orang tua Idayu.

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (14): Seteguh Adipati Karno

Hari demi hari, Soekeni semakin sering bertandang ke rumah Idayu. Ia pergi ke pura. Menyaksikan pujaan hatinya itu belajar menari.

Tak jarang keduanya saling bertatap pandang. Ada yang bersemi di hati masing-masing. Namun, Soekeni masih tak berani.

Pada satu kesempatan, ia mendapat cuti. Soekeni kembali ke Jawa. Ia tidak langsung menuju kediaman ayahnya di Patihan, Tulungagung. Namun, menuju ke Kediri. Yakni ke kediaman pamannya, Raden Mas Pandji Soemohatmodjo. 

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (13): Raden Soekeni dan Sekolah Ongko Loro


Situs Ndalem Pojok di Kediri. Situs bersejarah yang menyimpan banyak kenangan tentang Bung Karno dan keluarganya.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Raden Pandji agaknya mengerti kegelisahan keponakannya itu. Ia sedang gundah. Satu-satunya obat penyembuh adalah perempuan dari Bali yang dicintainya.

Raden Pandji memegang pundak Soekeni. Kemudian menunjuk pohon cempaka yang ada di depan rumah. Soekeni mengerti.

Pada malam hari, Soekeni bermeditasi di bawah pohon cempaka itu. Berharap menemukan petunjuk untuk dapat meraih hati Idayu.

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (12): Ploso, Jejak Masa Kecil Soekarno

Tiba-tiba, sekuntum cempaka jatuh di kepalanya. Ia meraihnya dengan tangan. Lalu tersenyum. Kemudian menyimpan cempaka itu di saku bajunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway