Seri Putra Sang Fajar (15): Asmara Jawa-Bali Bersemi

Pohon cempaka atau pohon kantil asmara. Konon di bawah pohon itulah Raden Soekeni beroleh sasmita untuk meminang kekasihnya Ida Ayu Nyoman Rai.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (8): Cahaya Islam di Gelapnya Penjara
"Saat di Kediri, keduanya sering berduaan di bawah pohon cempaka ini," tambahnya. Saat sudah menikah pun, keluarga Soekeni kerap bertandang ke Ndalem Pojok. Dengan kerabat di rumah itu mereka merasa berutang budi.
Sebab, di situlah Soekeni beroleh sasmita untuk meminang Idayu. Pun, di Ndalem Pojok jugalah dilakukan pergantian nama bayi mereka: Koesno menjadi Soekarno.
Dua pengunjung Ndalem Pojok, Kediri, berpose di depan pohon cempaka yang jadi saksi bisu kisah cinta Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Seperti telah diceritakan dalam seri sebelumnya, upacara pergantian nama itu dilakukan oleh Raden Mas Soemosewojo, yang akrab dipanggil Denmas Mendung.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (7): Benih Revolusi di Ruang Sempit
"Kakek saya Denmas Mendung adalah orang yang sangat dikagumi oleh Bung Karno. Maka, anak-anaknya dinamakan seperti fenomena langit. Serupa dengan nama 'mendung'. Seperti Guntur, Mega, Guruh," terang pria 50 tahun itu.
Tak hanya kisah cinta Soekeni-Idayu. Bung Karno juga punya kisah asmara dengan Inggit Garnasih. Hubungan itu pun ditentang orang tua Soekarno.
Namun, Sang Putra Fajar itu memilih mengadukan masalahnya pada keluarga Denmas Mendung. Semuanya terjadi di Ndalem Pojok, Kediri. (*)
*Meminang Inggit dan murka sang ayah, baca besok...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway