Kemeriahan Kirab Hari Kemerdekaan di Gresik: 16 Kelurahan Rayakan Identitas, Pamerkan Ornamen Khas

Kemeriahan Kirab Hari Kemerdekaan di Gresik: 16 Kelurahan Rayakan Identitas, Pamerkan Ornamen Khas

Kelurahan Kemuteran pamerkan songkok sebagai identitas khas Gresik dalam kirab Hari Kemerdekaan, Sabtu, 23 Agustus 2025.-Moch Sahirol Layeli/Harian Disway-

Suasana Hari Kemerdekaan Indonesia masih kental terasa. Di berbagai daerah, euforia itu tetap dijaga dengan beragam kegiatan. Kecamatan Gresik, misalnya, punya cara tersendiri untuk merawat semangat kebangsaan. Yakni dengan menggelar kirab parade budaya antarkelurahan.

—-

Jalanan utama di Kota Gresik mendadak berubah menjadi panggung rakyat pada Sabtu siang, 23 Agustus 2025. Sekitar 30 mobil bak terbuka bersolek dengan ornamen khas. Mengular di sepanjang Jalan Gubernur Suryo.

Mobil-mobil itu mewakili kreativitas peserta parade budaya dari 16 kelurahan di Kecamatan Gresik. Ada yang menonjolkan hasil laut hingga memamerkan produk khas buatan tangan warganya.

Di belakang mobil, barisan warga ikut berlenggak-lenggok dengan busana unik. Senyum lebar terhampar di wajah mereka. Meski keringat bercucuran karena terik siang yang menyengat.

BACA JUGA:Dukungan untuk Guru TK, Bupati Gresik Siapkan Rp 7 Miliar Insentif Non Sertifikasi

BACA JUGA:Prime Hills Estate Resmi Diluncurkan di Kedamean, Gresik: Cluster Perdana Casa Solano Hadir dengan Konsep Arsitektur Gaudi

Kelurahan Kroman tampil dengan nuansa laut. Mobil kirab mereka disulap bak kapal nelayan. Dominasi warna merah dan biru memikat mata. Dengan tulisan “Kroman Lecko” yang terpampang jelas di sisi kanan kendaraan. Di atas mobil, kursi-kursi panjang sudah disiapkan untuk para pemain hadroh.


Ornamen ubur-ubur yang diperagakan anak-anak dari Kelurahan Kroman dalam kirab Hari Kemerdekaan di Gresik, Sabtu, 23 Agustus 2025.-Moch Sahirol Layeli/Harian Disway- 

Di bawah mobil, seorang pria tampak sibuk mondar-mandir. Kaos oblong putih yang dikenakannya sudah basah oleh keringat. Di pundaknya, sebuah jaring penangkap ikan tersampir. Topi caping menambah kesan nelayan sejati.

"Ayo, mana pemain hadrohnya?" seru pria bernama Fathan, lurah Kroman, itu sembari menunjuk ke kursi kosong di atas mobil.

Tak jauh dari mobil, rombongan ibu-ibu PKK dengan kebaya merah hitam berbaris rapi. Mereka menenteng tampah berisi ikan asin, kemasan bandeng presto, dan jajanan khas Gresik. 

BACA JUGA:Gresik Canangkan 100 Dapur MBG, Bakal Berkolaborasi dengan Koperasi Merah Putih

BACA JUGA:Gresik Raih Predikat Kabupaten Ramah Anak

Semua produk itu adalah hasil tangan warga Kroman. Lewat parade, Fathan ingin menunjukkan bahwa nelayan bukan hanya pencari ikan, tapi juga motor ekonomi yang bisa dibanggakan. “Yang dibawa ibu-ibu ini adalah produk khas kelurahan kami,” ujarnya dengan nada bangga. 

Kroman memang dikenal dengan komunitas nelayan yang solid. Tergabung dalam kelompok Bale Keling dan Bale Metoko. Ada sekitar 350 nelayan yang hidup dari laut, dan hari itu mereka berusaha menegaskan bahwa profesi itu patut diperhitungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: