Deepfake Bisa Membunuh Karakter Seseorang

Deepfake Bisa Membunuh Karakter Seseorang

DEEPFAKE bisa membunuh karakter seseorang. Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak pernah menyatakan bahwa guru adalah beban negara. Penggalan viedonya hoaks. -istimewa-

KEMAJUAN teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tak mungkin kita hindari. Ia membawa dampak besar dalam kehidupan manusia: seseorang bisa makin dikenal, tetapi juga bisa hancur reputasinya akibat ulah teknologi.

Contoh nyata baru-baru ini adalah kasus video deepfake yang menimpa Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam video tersebut, dia divisualisasikan seolah-olah berkata bahwa guru adalah beban negara. 

Pernyataan palsu itu sontak memicu kemarahan publik. Padahal, setelah ditelusuri, video tersebut hanyalah rekayasa digital yang sengaja dibuat pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menimbulkan kegaduhan.

BACA JUGA:Implikasi Hukum Penyalahgunaan Deepfake

BACA JUGA:Mengenal Deepfake sebagai Ancaman Digital dan Cara Mengidentifikasinya

Kejadian itu menunjukkan bahwa setiap kemajuan teknologi menuntut kebijaksanaan dalam menyikapinya. Pada akhirnya, manusialah yang menjadi pengendali utama. 

Mesin, algoritma, atau perangkat digital hanyalah ciptaan manusia yang seharusnya berfungsi untuk memudahkan hidup, bukan sebaliknya. 

Karena itu, kita tidak boleh tunduk atau terjebak dalam determinisme teknologi, tetapi tetap menjadi tuan atas alat-alat yang kita ciptakan.

BACA JUGA:DeepSeek, Deepfake, dan Deep-insight

BACA JUGA:Jebakan Simulakra Deepfake

Perangkat itu hanya memudahkan tugas atau pekerjaan manusia. Kitalah yang berkuasa atas teknologi. Dengan istilah lain, kita tidak mudah larut dalam determinisme teknologi itu.

KEMBALI KE HUMANISME

Fenomena deepfake tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai negara lain, kasus serupa sudah menimbulkan keresahan sosial, bahkan ancaman politik. 

Di Amerika Serikat (AS), misalnya, pada Januari 2024 seorang konsultan politik bernama Steve Kramer membuat panggilan otomatis (robocall) dengan suara palsu Presiden Joe Biden. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: