Polisi Bunuh Polisi di Gili Trawangan, NTB: Misteri Waktu Sejam 35 Menit

Polisi Bunuh Polisi di Gili Trawangan, NTB: Misteri Waktu Sejam 35 Menit

Rilis Polda NTB terkait dengan kematian Brigadir Nurhadi.-disway.id-

Pukul 19.00 Wita Misri keluar kamar, mendekati Nurhadi di kolam renang. Misri merekam Nurhadi di kolam dengan video HP. Dalam video yang beredar berdurasi tujuh detik, Nurhadi terlihat berendam sendirian. Sedangkan Misri mengenakan bikini.

Video itu bukti penting, bahwa pada jam tersebut Nurhadi masih hidup.

Menurut Misri, selama rentang waktu pukul 18.20 sampai 19.55, Misri melihat Haris dua kali mendatangi Vila Tekek. Ia berjalan sendirian dari hotel menuju vila tersebut.

Misri: ”Pertama, ia duduk di tepi kolam, memainkan ponsel, dan ia sempat menegur Nurhadi. Kunjungan kedua, ia hanya berdiri di teras dan celingukan, seolah-olah memastikan situasi.”

Pukul 20.00 Wita Misri mendapati Yogi sudah bangun tidur. Misri masuk ke toilet di dalam kamar tersebut.

Pukul 21.00 Wita Misri mengecek kolam dan tidak melihat Nurhadi di permukaan kolam. Maka, dia berjalan menuju kolam untuk memeriksa lebih teliti. Ternyata Nurhadi tenggelam di dasar kolam.

Misri berteriak, Nurhadi tenggelam. Yogi berlari keluar kamar menuju kolam. Yogi langsung meloncat ke kolam. Ia menarik tubuh Nurhadi dari dasar kolam, diangkat ke atas pinggiran kolam.

Di pinggiran kolam, Nurhadi tergeletak telentang tidak bergerak. Yogi memberikan bantuan pernapasan. Juga, menekan-tekan dada Nurhadi sebagai upaya penyelamatan orang tenggelam. 

Beberapa saat kemudian Haris dan Melani keluar kamar menuju ke kolam. Misri mengatakan, saat itu Haris terlihat sibuk menelepon, tetapi dia tidak tahu kepada siapa Haris telepon.

Akhirnya, Nurhadi lalu dibawa ke Klinik Gili Trawangan. Tiba di sana, dokter menyatakan, Nurhadi sudah meninggal sebelum tiba di klinik. Dokter memberikan bantuan alat medis, tetapi nyawa Nurhadi tidak tertolong.

Yogi mengabarkan kondisi itu kepada keluarga Nurhadi. Pasti, keluarga kaget. Mereka mengambil jenazah, lalu membawanya pulang. Esoknya, Nurhadi dimakamkan.

Seusai pemakaman, keluarga Nurhadi melapor ke polda, ada kejanggalan di tubuh Nurhadi. Ada beberapa luka di tubuhnya. Pihak keluarga menduga, Nurhadi meninggal secara tidak wajar.

Mertua Nurhadi, Sukarmidi: ”Saya bantah Adi (Nurhadi) ke Gili untuk foya-foya. Ini nggak mungkin. Karena pada saat itu (kejadian terbunuhnya Nurhadi), anak yang paling kecilnya itu diakikah.”

Pada 1 Mei 2025 makam Nurhadi dibongkar polisi dari Polda NTB. Dilakukan ekshumasi. 

Hasilnya diungkap dalam konferensi pers 4 Juli 2025. Arfi Syamsun, ahli forensik dari Universitas Mataram yang memeriksa Nurhadi, menyatakan bahwa penyebab utama kematian Brigadir Nurhadi adalah patah tulang leher.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: