Knitting Glitch, Menganyam Bunyi dalam Musik Eksperimental di Surabaya

Suara beradu, beat berdentum, dan harmoni tak biasa terdengar di halaman Ruangan Samping Headquarters (RSHQ), Surabaya, pada Sabtu malam, 19 Juli 2025. -Subastian-Harian Disway
BACA JUGA: Kemenhub Tinjau Konservasi Energi di Terminal Teluk Lamong, TPK Nilam, dan PT BJTI
Bagi Mike Neuber, Direktur Wisma Jerman Surabaya, acara ini adalah bagian dari diplomasi budaya yang organik. "Kami ingin mempertemukan dua dunia yang mungkin berbeda, tapi bisa saling mengilhami. Musik eksperimental memang tidak mengisi stadion, tapi ia bisa mengisi rasa ingin tahu publik," ungkap Mike.
Judul acara, "Knitting Glitch", merupakan metafora dari dua kutub dunia suara: "knitting" yang mewakili keteraturan sistem klasik, dan "glitch" yang mencerminkan ketidakteraturan dan kerusakan yang justru memantik keindahan. Keduanya dirajut dalam satu panggung—antara disiplin dan kebebasan, keteraturan dan kebetulan.
Malam itu, dari bunyi-bunyi tak biasa, dari perangkat modular hingga gema mimpi, muncul ruang tafsir yang paling bebas. Musik bukan sekadar hiburan, tapi jembatan lintas bahasa dan rasa. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: