Polisi Pastikan Diplomat Arya Bunuh Diri, tapi Ponselnya Masih Hilang

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Polisi menyimpulkan bahwa kematian diplomat muda Kemenlu, Arya Daru, bukan disebabkan sakit atau kejahatan. 

Kesimpulan itu disampaikan dalam konferensi pers Polda Metro Jaya pada Selasa, 29 Juli 2025. 

Dalam paparan yang dipimpin Direktur Kriminal Umum Kombes Wira Satya Triputra, polisi menghadirkan berbagai ahli forensik dan psikolog. 

BACA JUGA:Misteri Kematian Diplomat Arya Daru segera Diungkap Hari Ini

Semua analisis mereka mengarah pada dugaan kuat bahwa Arya bunuh diri. Sehingga polisi menyatakan bahwa spekulasi pembunuhan telah gugur.

Keterangan itu sekaligus menepis berbagai dugaan publik sebelumnya, termasuk dari mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Ito Sumardi yang mengaitkan kematian Arya dengan pekerjaannya sebagai diplomat.

BACA JUGA:Kompolnas Sisir Kejanggalan Kematian Diplomat Arya Daru: HP Hilang Jadi Kunci

“Unsur paling penting dalam pembunuhan adalah motif. Pengalaman saya, diplomat ini ada yang daerahnya rawan. Untuk fungsinya, tugas ini yang paling rawan,” kata Ito kepada wartawan beberapa waktu sebelumnya. Namun Ito tidak menyodorkan bukti hukum dalam pendapatnya.

Polisi mengungkap bahwa Arya sempat mengirim email konsultasi ke lembaga psikologi sejak 2013 hingga 2021. 

BACA JUGA:15 Saksi sudah Diperiksa terkait Kematian Diplomat Kemenlu

Salah satunya, pada 2021, ia menulis bahwa setiap kali berada di gedung tinggi, ia ingin meloncat. Ia juga mengaku ingin tenggelam saat melihat laut.

Rekaman CCTV menunjukkan Arya berdiri merenung sendirian selama lebih dari satu jam di rooftop Gedung Kemenlu, latar belakangnya Monas. Setelah itu, ia pulang ke kos, di mana jenazahnya ditemukan keesokan paginya.

Polisi juga menjelaskan kondisi kamar kos Arya di Gondia International Guesthouse yang terkunci dari dalam. Mereka menyatakan tidak ada tanda orang lain masuk atau keluar menjelang kematian Arya. 

BACA JUGA:Kompolnas Telusuri 3 Lokasi Kunci Kematian Diplomat Kemenlu

Sumber: