Eksperimen Kinetic Structure di PCU, Buat Struktur Dari Kayu Dibantu AR

Eksperimen Kinetic Structure di PCU, Buat Struktur Dari Kayu Dibantu AR

Salah satu peserta saat melakukan marking di batang bambu menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). --Humas PCU

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebatang bambu bukan sekadar tongkat. Di tangan mahasiswa arsitektur, ia bisa menjelma menjadi bangunan yang bisa bergerak, membuka, dan menutup, mengikuti irama lingkungan. Inilah yang terjadi di workshop Bamboo Nation 2025: Kinetic Bamboo Structure 2.0.

Bertempat di Kampus Petra Christian University (PCU), 28 mahasiswa dari empat kampus di dua negara berkolaborasi membangun struktur bambu yang tak biasa. Tak hanya berdiri, tetapi juga bisa bergerak. Seolah menghidupkan batang-batang bambu yang sebelumnya hanya dianggap bahan bangunan tradisional.

Workshop ini merupakan program tahunan hasil kolaborasi Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Universitas Ciputra, PCU, dan Xi'an Jiaotong-Liverpool University.

Setelah sukses tahun lalu di Bali, tahun ini Surabaya dipilih sebagai tuan rumah, dengan agenda utama pembangunan struktur bambu kinetik sepanjang enam hari, dari 4 hingga 10 Agustus 2025.

BACA JUGA:INDEX 2025 PCU, Saat Desain Interior dan AI Bertaut dalam Harmoni Digital

BACA JUGA:Membaca Warisan Budaya Lewat Karya Mahasiswa DFT PCU di Innofashion Show 2025


Suasana beberapa peserta saat mempersiapkan struktur bambu kinetik. --Humas PCU

"Fokusnya adalah integrasi desain kinetik ke dalam konstruksi bambu," ujar Esti Asih Nurdiah dosen Arsitektur PCU sekaligus penanggung jawab kegiatan ini. Bukan hanya membangun, para mahasiswa diajak merancang dan mengeksekusi gagasan mereka sendiri.

Puncaknya terjadi pada 7 Agustus 2025. Sejak pagi pukul 09.30 WIB, para peserta membentuk struktur berbentuk cangkang silindris dengan mekanisme SLE (Scissor-Like Element). Bentangnya 4,3 meter, dengan panjang maksimal 10 meter. Semua dilakukan secara manual, tetapi dibantu dengan teknologi canggih.

Ya, mereka juga menggunakan AR (Augmented Reality). Teknologi ini dipakai bukan untuk main gim atau selfie, melainkan sebagai cetakan digital.

"Kalau biasanya kita perlu cetakan fisik untuk bentuk-bentuk rumit, dengan AR model digital bisa langsung jadi panduan pemasangan dan fabrikasi," jelas Esti. AR memandu tahap "marking and coding" batang-batang bambu, sebelum semuanya dirakit menjadi satu struktur utuh.

BACA JUGA:PCU Luncurkan Magister Desain untuk Cetak Inovator Phygital Masa Depan

BACA JUGA:Siap Cetak Dokter Gigi Masa Depan, FKG PCU Dilengkapi Fasilitas Canggih dan Kurikulum Inovatif

Workshop ini bukan sekadar proyek bangun-bangunan. Ini adalah laboratorium hidup, tempat eksplorasi desain, sistem mekanika, perancangan sambungan, hingga desain komputasi menyatu dalam sebilah bambu. Para mahasiswa menyelami langsung bagaimana tradisi bisa bersanding dengan inovasi.

“Unsur kinetik bukan cuma soal bergerak. Ia juga menjadi bahasa arsitektur yang menghasilkan bentuk estetis,” lanjut Esti. Dengan kata lain, bangunan tidak hanya fungsional tapi juga punya ruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: