Komisi XI DPR Dorong LPDP Berikan Prioritas ke Siswa Tak Mampu

Komisi XI DPR Dorong LPDP Berikan Prioritas ke Siswa Tak Mampu

Primus Yustisio dari Komisi XI DPR RI memaparkan pentingnya prioritas beasiswa LPDP bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI dengan eselon I Kementerian Keuangan pada Kamis (11/9/2025).--

HARIAN DISWAY - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Primus Yustisio mendorong agar Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) lebih memprioritaskan pemberian beasiswa kepada siswa dari keluarga kurang mampu. 

Usulan ini disampaikan dalam rapat bersama Kementerian Keuangan, dengan tujuan memastikan akses pendidikan tinggi yang lebih merata bagi seluruh masyarakat Indonesia pada Kamis, 11 September 2025.

Anggota Komisi XI DPR RI, Primus Yustisio, menegaskan bahwa selama ini penerima beasiswa LPDP cenderung berasal dari kalangan yang relatif mampu.

Menurutnya, hal ini terjadi karena persyaratan dan proses seleksi yang dianggap berat, sehingga anak-anak dari keluarga miskin seringkali terpinggirkan.

BACA JUGA:Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Manfaatkan Beasiswa LPDP-King’s College London

Ia menilai bahwa anak berprestasi belum tentu berasal dari keluarga tidak mampu. Sebagian pelajar yang berprestasi di Indonesia menurutnya memiliki orang tua dengan kemampuan finansial yang cukup atau diatas  rata-rata.

Seluruh lapisan masyarakat ini berhak, bahkan bukan tidak mungkin adalah nanti, orang yang mau kuliah lewat LPDP saja. Tidak harus berprestasi, tidak harus tidak mampu,” ujar Primus dalam rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI dengan eselon I Kementerian Keuangan pada Kamis, 11 September 2025.

“Kan itu beasiswa tu, pertama, satu harus berprestasi, kedua tidak mampu. Tapi kalau saya boleh tekankan yang tidak mampu dulu, Pak," tambahnya.

BACA JUGA:LPDP Terima Dana Rp 15 T untuk Beasiswa dan Dana Riset

Ia menambahkan tujuan awal LPDP adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.

Namun dalam praktiknya, siswa dari daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dan latar belakang ekonomi lemah masih menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan akses informasi, biaya pendaftaran, hingga persyaratan bahasa asing.

Primus juga  menyoroti terkait transparansi dalam pelaporan penerimaan beasiswa. Primus menyarankan agar LPDP lebih transparan dalam pelaporan penerimaan beasiswa.

Ia juga menekankan agar persyaratan bagi penerima beasiswa tidak diberatkan, karena pada akhirnya proses seleksi tetap akan menyaring siapa yang layak menerima.

BACA JUGA:Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ajak Untag Surabaya Kolaborasi Lewat Beasiswa dan Kampung Pancasila

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: