Presiden Kolombia Berapi-Api di Sidang PBB: Hentikan Genosida Israel di Gaza

Presiden Kolombia Gustavo Petro berbicara selama sidang ke-80 Majelis Umum PBB (UNGA) pada 23 September 2025 di Kota New York.--Alexi J. Rosenfeld / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP
HARIAN DISWAY - Presiden Kolombia Gustavo Petro Urego menyerukan untuk menghentikan genosida militer Israel di Gaza pada pidatonya di Sidang Umum ke-80 PBB pada Selasa, 23 September 2025.
“Ini adalah pidato terakhir saya sebagai Presiden, ini sudah yang keempat kalinya,” ujar Petro.
Petro dengan tegas mengecam genosida yang dilakukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengakibatkan tewasnya ribuan warga Palestina.
BACA JUGA:Prancis Resmi Akui Palestina di PBB, Macron Serukan Akhiri Perang Gaza
Ia mengibaratkan aksi genosida Israel dan sekutunya seperti dengan serangan rudal mematikan terhadap belasan anak muda di kapal-kapal di Karibia oleh Amerika Serikat.
Ia juga menyayangkan pembantaian dan pengusiran warga Gaza. “Semua hal ini berkaitan dan memiliki penyebab yang sama, “ ujar Petro sembari menegaskan bahwa tidak terdapat ras yang lebih unggul.
“Umat pilihan Tuhan adalah semua manusia, seluruh PBB harus berubah. Yang paling penting, hentikan genosida di Gaza,” jelasnya.
Kemudian, ia menilai pendekatan diplomasi sudah tidak lagi emmadai untuk menghentikan kengerian di Gaza.
BACA JUGA:AS Kembali Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB
Ia menyarankan agar tindakan nyata menyertai upaya diplomatik, seperti memperluas peran Majelis Umum PBB.
Presiden Kolombia tersebut pun menambahkan bahwa keputusan Dewan Keamanan yang dapat diveto tidak cukup. Menurutnya, solusi harus datang dari keputusan kolektif yang tidak mudah dibatalkan oleh hak veto.
“Hal itu dapat diwujudkan dengan pemungutan suara Majelis Umum PBB, bukan hanya pemungutan suara oleh Dewan Keamanan yang bisa diveto,” tegasnya.
BACA JUGA:Di Sidang PBB, Prabowo Serukan Perdamaian: Gaza Harus Bebas dari Bencana Kemanusiaan
Petro pun juga memperingatkan konsekuensi jika dunia tetap diam, yakni terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: