Industri Anime di Persimpangan antara Musiman, Panjang, atau Film
Demon Slayer akan menutup serinya dengan trilogi pada akhir 2025 nanti. --Gamerant
HARIAN DISWAY - Industri anime selalu bergerak. Selalu berubah mengikuti arus zaman dan selera penontonnya. Jika dulu serial panjang dengan ratusan episode jadi tontonan sehari-hari, kini tren itu semakin jarang.
Para penggemar generasi baru tampaknya lebih nyaman dengan format musiman yang padat, rapi, dan minim filler.
Fenomena itu jelas mengubah wajah industri anime. Sekaligus membawa pertanyaan besar: apakah serial panjang akan benar-benar punah?
BACA JUGA:7 Fakta Menarik Chainsaw Man the Movie - Reze Arc, Film Anime Paling Dinanti 2025
Di era 2000-an, nama besar seperti Naruto, Bleach, dan One Piece jadi bukti kejayaan anime mingguan. Setiap pekan, penggemar disuguhi kisah baru. Lengkap dengan filler yang terkadang membuat cerita melenceng dari jalur.
Namun, ada kenangan tersendiri dalam filler itu: adegan ringan, interaksi karakter yang lebih santai, hingga momen-momen kecil yang kini justru dirindukan.
Tetapi zaman telah berganti. Kini, kualitas animasi jadi prioritas utama. Itu hanya bisa dicapai dengan sistem musiman.
BACA JUGA:Naruto Berpotensi Jadi Jinchuriki Juubi di Anime Boruto
Gear 5 Luffy. --Gamerant
Musim demi musim, anime hadir dengan produksi lebih matang. Penonton pun tak lagi harus menunggu episode penuh filler yang membosankan.
Sebaliknya, mereka dapat menikmati cerita yang padat, visual yang lebih detail, dan pacing yang jauh lebih terjaga.
Namun, ada konsekuensi lain. Karena manga modern semakin pendek, bahkan jarang ada yang tembus 500 bab, adaptasi panjang juga semakin mustahil.
BACA JUGA:Sinopsis Anime Chainsaw Man: The Movie – Reze Arc, Paduan Aksi Brutal dan Romansa Tragis
Para mangaka kini lebih memilih menjaga kesehatan dan kehidupan pribadi mereka dibanding memaksakan karya berlarut-larut. Hasilnya, anime musiman jadi pilihan paling realistis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: