Pasca Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Cak Imin dan Menag Nasaruddin Gelar Pertemuan Khusus

Pasca Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Cak Imin dan Menag Nasaruddin Gelar Pertemuan Khusus

Menko PM Cak Imin -Disway/Hasyim Ashari-

HARIAN DISWAY -  Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bertemu dengan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Oktober 2025. 

Pertemuan ini membahas pembangunan pondok pesantren (ponpes) yang belum memenuhi standar pasca ambruknya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta jajaran menterinya segera menindaklanjuti insiden ambruknya bangunan ponpes pada Senin, 29 september 2025. 

Cak Imin menuturkan, jumlah pesantren di Indonesia mencapai lebih dari 40 ribu, namun sebagian besar kondisinya masih jauh dari standar konstruksi yang aman.

BACA JUGA:Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Capai 61 Orang

“Hari ini kita akan membahas pembangunan pondok pesantren yang belum memenuhi standar. Kita tahu bahwa pesantren kita ini jumlahnya 40 ribuan lebih, nanti Pak Menteri lebih tahu detailnya,” kata Cak Imin.

Menurutnya, realitas yang tidak bisa dihindari adalah mayoritas pesantren di Indonesia berdiri dalam keterbatasan. Sebagian besar santrinya berasal dari keluarga miskin.

“Yang harus jujur diakui, pesantren kita dalam posisi terbatas. Santrinya rata-rata dari desil 1, 2, dan 3. Itu memang tradisinya pesantren, yang membuat lembaga pendidikan ini sangat terbatas,” ujar Cak Imin.

Ia menambahkan, Kementerian Agama saat ini memiliki direktur khusus yang menangani pesantren. Data-data pesantren tersebut akan diperbarui secara berkala dan dijadikan dasar bagi kementerian lain dalam mengambil langkah penanggulangan kerawanan bangunan.

BACA JUGA:BNPB Pastikan Seluruh Jenazah Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny sudah Ditemukan

Sebelumnya, mushala Ponpes Al Khoziny roboh saat ratusan santri melaksanakan salat ashar. Tim SAR gabungan telah mengevakuasi seluruh korban, dengan total 63 orang meninggal dunia. 

Operasi pencarian dan pertolongan dinyatakan selesai pada Selasa, 7 Oktober 2025 setelah seluruh jenazah ditemukan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut pembersihan puing bangunan berjalan lancar. “Potongan beton bangunan dan puing lainnya yang sebelumnya menumpuk di lokasi kini sudah rata dengan tanah. Seluruh petugas memastikan tidak ada lagi korban jiwa di dalam reruntuhan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.(*)

*)Mahasiswa magang prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kompas.com