Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Capai 61 Orang

Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Capai 61 Orang

Petugas SAR mengenakan alat pelindung diri lengkap saat mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin 6 Oktober.--BNBP

HARIAN DISWAY - Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah.

Hingga Senin malam, 6 Oktober pukul 22.45 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 61 korban tewas, setelah tim SAR menemukan 12 jenazah tambahan di lokasi kejadian.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Seluruhnya sudah diserahkan kepada keluarga atau wali santri untuk dimakamkan sesuai ketentuan yang berlaku.

BACA JUGA:Korban Tewas Tragedi Al Khoziny Bertambah Jadi 49 Orang, Terdapat 14 Lagi dalam Pencarian

BACA JUGA:Korban Tewas Gedung Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 54 Orang, Evakuasi Terhambat Reruntuhan Bangunan Lama

Data terbaru dari Posko Penanganan Darurat menunjukkan total korban terdampak mencapai 167 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 165 orang dan tujuh potongan tubuh telah ditemukan.

Sementara berdasarkan daftar absensi pondok pesantren, dua santri masih dinyatakan hilang.

BNPB merinci, dari total korban yang ditemukan, sebanyak 104 orang dinyatakan selamat. Empat di antaranya telah menyelesaikan perawatan medis, 99 orang masih dirawat di berbagai fasilitas kesehatan, dan satu orang tidak memerlukan perawatan lanjutan.

Adapun tujuh potongan tubuh manusia yang ditemukan di sekitar lokasi reruntuhan kini tengah dalam proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

BACA JUGA:Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 37 Orang, Tim SAR Hadapi Kendala Struktur Bangunan

BACA JUGA:Tim SAR Temukan 36 Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny

Upaya pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) terhadap para korban masih terus berlangsung. Tim gabungan bekerja menggunakan alat berat untuk mempercepat pembersihan puing bangunan empat lantai yang runtuh.

Namun, proses tersebut tetap dilakukan dengan hati-hati, mengingat sebagian reruntuhan terhubung dengan bangunan lama di sisi sebelahnya yang berisiko ambruk jika tidak ditangani dengan cermat.

BNPB melalui Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari, Ph.D., menyampaikan bahwa koordinasi antartim terus dilakukan untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan dan diidentifikasi secepatnya. “Proses pembersihan puing bangunan terus dilakukan dengan tetap mengedepankan kehati-hatian,” ujarnya, Senin 6 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: