Pidato Presiden dalam Algoritma AI

ILUSTRASI Pidato Presiden dalam Algoritma AI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
PIDATO PRESIDEN selalu punya satu ciri khas: nada positif yang konsisten, seakan-akan semua garis grafik pembangunan bergerak naik. Di hadapan forum resmi, capaian-capaian dipaparkan dalam bentuk angka yang memukau. Bila ada kekurangan, biasanya segera direduksi menjadi catatan kecil, lalu ditutup dengan perbandingan yang membuatnya tampak minor. Gaya itu bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi komunikasi politik yang sangat terukur.
Dalam munas salah satu parpol baru-baru ini, hal yang sama kembali terjadi. Presiden menyampaikan data-data keberhasilan yang ditata rapi dengan narasi optimisme. Pertumbuhan ekonomi disebut stabil di kisaran 5 persen, investasi masuk meningkat, dan angka kemiskinan terus menurun.
BACA JUGA:Pidato Presiden Pertama Prabowo, Targetkan Indonesia Swasembada Pangan dan Energi
BACA JUGA:Khofifah Garis Bawahi Konsep Indonesia Incorporated dalam Pidato Presiden Prabowo
Infrastruktur perumahan rakyat dilaporkan bertambah sekian juta unit, pupuk subsidi disalurkan dengan distribusi yang membaik, dan bahkan kasus-kasus insiden kecil seperti keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG), dikemas dengan kalimat: ”Dari sekian juta paket yang berhasil didistribusikan, hanya beberapa ratus yang mengalami kendala.”
Secara statistik, angka kecil itu terlihat nyaris tak berarti bila dibandingkan dengan keberhasilan masif yang ditonjolkan.
Gaya itu persis seperti bertanya kepada sebuah mesin kecerdasan buatan yang sudah diprogram untuk selalu menampilkan tren positif. Tidak peduli ada masalah di sana sini, jawaban tetap dikemas dengan grafik menanjak.
BACA JUGA:Tindak Lanjuti Pidato Presiden, BP Taskin Percepat Pelaksanaan MBG di daerah 3T
BACA JUGA:Poin-Poin Penting Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB
Dan memang, begitulah teori kepemimpinan memandang peran seorang presiden. John P. Kotter, pakar kepemimpinan, pernah mengatakan, ”leaders establish direction by developing a vision of the future and then aligning people by communicating this vision”.
Seorang pemimpin harus menciptakan arah, lalu menyalakan api keyakinan kepada rakyatnya. Napoleon Bonaparte bahkan lebih ringkas, ”A leader is a dealer in hope”.
Dalam kacamata teori framing, cara itu juga sepenuhnya masuk akal. Robert Entman menulis, ”To frame is to select some aspects of a perceived reality and make them more salient in a communicating text.”
BACA JUGA:Netanyahu Singgung Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB, Ajak Kolaborasi Negara Muslim dan Israel
Artinya, realitas dipilah-pilah: yang dianggap penting ditonjolkan, yang berisiko melemahkan narasi ditaruh di pinggir sebagai catatan. Framing itulah yang membuat sebuah pidato presiden selalu terasa manis walau sesekali menyisakan rasa getir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: