Rais Aam PBNU: Mujahadah Jadi Kunci Kemenangan 10 November 1945
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar bersama jajaran pengurus PBNU dan PWNU Jawa Timur memimpin doa bersama dalam acara Mujahadah Pejuang yang digelar di Gedung HBNO, Surabaya.--
HARIAN DISWAY - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, menegaskan bahwa mujahadah atau doa yang sungguh-sungguh merupakan kunci utama kemenangan dalam Pertempuran 10 November 1945.
Ia menyatakan bahwa kekuatan spiritual para pejuang kala itu mampu melipatgandakan semangat perjuangan fisik, sehingga rakyat dengan senjata seadanya dapat mengalahkan pasukan penjajah yang jauh lebih kuat.
Hal tersebut disampaikan KH Miftachul Akhyar dalam acara “Mujahadah Pejuang” yang digelar di Gedung HBNO (Hofd Bestuur Nahdlatul Oelama), kantor PBNU tempo dulu di Surabaya, pada Minggu malam, 9 November 2025.
BACA JUGA:Begini Sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Acara Mujahadah Pejuang dihadiri oleh Rais Syuriah PBNU Prof. Dr. Mohammad Nuh DEA, Pujangga "Celurit Emas" (sastrawan) D Zawawi Imron, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, dan 1.000-an pengurus NU tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa se-Jatim.
Dalam sambutannya, KH Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa kemenangan para pejuang Surabaya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh kekuatan rohani dan doa.

Para kiai dan pengurus Nahdlatul Ulama menikmati kebersamaan dalam jamuan sederhana usai kegiatan Mujahadah Pejuang di Gedung HBNO, Surabaya, Minggu malam (9/11/2025).--
Ia mengutip Surah At-Taubah ayat 40, “Jangan bersedih, Innallaha Ma'ana (sesungguhnya Allah bersama kita),” sebagai pengingat bahwa pertolongan Allah selalu hadir bagi mereka yang berjuang dengan iman dan ketulusan.
BACA JUGA:50 Ucapan Hari HAM Sedunia 10 November 2024, Cocok untuk Medsos!
"Doa yang sungguh-sungguh dalam perjuangan itu memiliki kekuatan berlipat-lipat dibandingkan dengan perjuangan fisik, karena pejuang atau laskar yang hanya berbekal senjata seadanya mampu menewaskan 1.500 prajurit penjajah dan dua jenderal yang memiliki kekuatan senjata lebih canggih," ujar KH Miftachul Akhyar.
Ia menambahkan, kemenangan pada 10 November 1945 serupa dengan kisah Nabi Musa yang diselamatkan dari pasukan Fir’aun, dan Nabi Muhammad SAW yang dilindungi Allah melalui sarang laba-laba di gua.
“Jadi kekuatan rohani itu melebihi kekuatan fisik. Itulah NU, yang memadukan kekuatan rohani dengan jasmani,” tegasnya.
BACA JUGA:Kenapa Kita Harus Memperingati Hari Pahlawan Tiap 10 November?
Usai tausiyah KH Miftachul Akhyar, sastrawan asal Madura D. Zawawi Imron turut menyampaikan pandangannya tentang hubungan erat antara Resolusi Jihad dan Pertempuran 10 November.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: