Italia Butuh Menang 9-0 atas Norwegia untuk Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026
Selebrasi penyerang Timnas Italia, Francesco Pio Esposito, usai mencetak gol kemenangan ke gawang Moldova. Jumat, 14 November 2025--Instagram @azzurri
Di lima laga pertamanya, Italia menang semua. Skornya gila: 5-0, 5-4, 3-1, 3-0, dan terakhir 2-0 atas Moldova. Total 18 gol. Tim yang dulu susah bikin gol, kini seperti tim futsal.
BACA JUGA:Georgia vs Spanyol 0-4: La Furia Roja Selangkah Lagi ke Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Kroasia vs Kepulauan Faroe 3-1: Vatreni Pastikan Lolos ke Piala Dunia 2026
Tapi di balik derasnya gol, ada kecemasan. Mereka bermain tanpa keseimbangan. Lawan Israel, misalnya, Italia menang 5-4—tapi itu bukan kemenangan, itu keberuntungan.
Israel menyerang balik seenaknya. “Tim ini seperti tak punya otak taktik,” kata Rzouki. “Mereka hanya mengandalkan nafsu,” katanya.
Sekarang, Italia harus menghadapi Norwegia lagi di San Siro, Minggu malam ini, 16 November 2025. Di Grup I, Norwegia belum pernah kalah. Tujuh kemenangan sempurna.
Tapi bukan sekadar menang yang dibutuhkan. Italia harus menang dengan selisih sembilan gol untuk lolos otomatis.
Bisa? Secara logika, tidak. Secara emosi, mungkin saja kalau para pemain benar-benar bermain seperti hidup mereka dipertaruhkan.
Jika gagal, Italia akan masuk babak play-off. Satu tiket, dua pertandingan hidup-mati. Dan kita tahu nasib play-off Italia: kalah dari Swedia, lalu dipermalukan Makedonia Utara di kandang sendiri. Dua kali.
Gattuso tahu itu. Para pemain tahu juga. Dan rakyat Italia tahu ini: kalau mereka gagal lagi, bukan cuma Piala Dunia yang hilang, tapi juga kepercayaan bahwa Italia masih punya tempat di peta sepak bola dunia.
Padahal, ini negara yang melahirkan Buffon, Pirlo, Baggio. Yang mengajarkan bahwa catenaccio bukan cuma taktik, tapi filosofi: pertahanan adalah harga diri.
BACA JUGA:Piala Dunia 2026 Digelar di 16 Kota dengan Stadion Kelas Dunia, Ini Daftarnya!
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Piala Dunia 2026: 104 Laga di Tiga Negara Tuan Rumah
Kini, harga diri itu diuji di San Siro, di depan ribuan suara yang berteriak bukan hanya untuk kemenangan, tapi untuk kebangkitan.
Karena bagi Italia, absen di Piala Dunia bukan sekadar tidak main. Itu seperti kehilangan napas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: