Angka Stunting di Jatim Tinggal 14,7 Persen, Pemprov Raih Penghargaan dari BBKBN

Angka Stunting di Jatim Tinggal 14,7 Persen, Pemprov Raih Penghargaan dari BBKBN

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa-Pemprov Jawa Timur -

SURABAYA, HARIAN DISWAY — Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menekan angka stunting mendapat pengakuan nasional.

Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dinilai berhasil menurunkan prevalensi stunting dan resmi mendapat apresiasi dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Rabu, 19 November 2025.

Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Minhaji kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, yang hadir mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam Rakornas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Jakarta.\

BACA JUGA:Sambut Peserta Tour de’ Jakarta–IKN, Khofifah Gaungkan Semangat Kebersamaan dan Kenusantaraan

BACA JUGA:RISING Fellowship, Khofifah Awali Program dengan Pertemuan Menteri Pendidikan Singapura

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting Jawa Timur berada di 14,7 persen, turun signifikan dan lebih baik dibanding angka nasional yang mencapai 19,8 persen.

“Prevalensi stunting Jatim ini sudah mencapai target,” kata Khofifah dalam keterangan resminya.

Meski demikian, Jatim masih memasang target jangka panjang. Dalam RPJMD 2029, angka stunting diharapkan dapat ditekan lebih jauh hingga mencapai 13,36 persen.

Khofifah menegaskan bahwa capaian Jatim adalah hasil kerja bersama. Pemerintah kabupaten/kota, desa, BKKBN Jatim, PKK, mitra pentahelix, hingga para Pembina Posyandu disebutnya memiliki peran penting dalam menggerakkan program Genting.

BACA JUGA:Dari Desa Bulurejo untuk Negeri: Cara Menghajar Stunting dengan Pangan Lokal”

BACA JUGA:PKK Garda Terdepan Wujudkan Gresik Bebas Stunting dan Putus Sekolah

“Ini bentuk kerja gotong royong untuk masa depan generasi Jatim,” ujarnya.

Pemprov Jatim selama ini menjalankan berbagai intervensi pencegahan stunting secara berlapis. Di antaranya pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri dan bumil, imunisasi dasar lengkap, pemenuhan kebutuhan gizi seperti PMT untuk balita, hingga edukasi gizi keluarga.

Upaya tersebut juga disokong intervensi yang menyasar kualitas lingkungan dan kesejahteraan keluarga, seperti penyediaan sanitasi, air bersih, dan penguatan ekonomi rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: