Viral Puluhan Warga Terjebak di Hutan Akibat Longsor Tapanuli Tengah, Minta Tolong lewat Video

Viral Puluhan Warga Terjebak di Hutan Akibat Longsor Tapanuli Tengah, Minta Tolong lewat Video

Hujan ekstrem picu longsor besar di Tapteng. Sekitar 50 warga terperangkap di hutan dan memohon pertolongan.--

BACA JUGA:Longsor Banjarnegara, 3 Meninggal dan 25 Masih Hilang, 934 Warga Mengungsi

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa banjir mulai masuk ke permukiman warga pada Minggu, 23 November 2025 sekitar pukul 18.00 WIB dan terus berlanjut hingga dua hari setelahnya.

Hujan deras yang tidak berhenti membuat debit air semakin meningkat, sehingga rumah warga ikut terendam.

Secara keseluruhan, sebanyak 1.952 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di enam kecamatan. BPBD merinci wilayah yang terkena dampak sebagai berikut:

BACA JUGA:Operasi SAR Longsor Cilacap Masuki Hari Ketujuh, Lima Korban Masih Hilang

  • Kecamatan Pandan: 150 KK
  • Kecamatan Sarudik: 338 KK
  • Kecamatan Barus: 65 KK
  • Kecamatan Kolang: 1.261 KK
  • Kecamatan Tukka: 10 KK
  • Kecamatan Lumut: 78 KK

Sri Wahyuni menambahkan bahwa proses pendataan masih berlangsung, termasuk menghitung jumlah warga yang harus mengungsi.

Sementara itu, upaya penanganan banjir terus dijalankan pemerintah daerah bersama tim gabungan di lapangan.

Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa pihak pemerintah daerah bersama tim SAR, TNI, dan Polri tengah berupaya mengevakuasi warga, membuka jalur, serta menyediakan dapur umum dan pelayanan kesehatan darurat.

BACA JUGA:Operasi SAR Korban Longsor Cilacap Memasuki Hari Ketiga, BNPB Tambah Alat Berat jadi 8 Unit

Pada saat bersamaan, tanah longsor juga terjadi di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, yang menewaskan empat orang.

Korban tersebut adalah Dewi Hutabarat (33) serta tiga anaknya: Trio Arta Rouli (7), Vania Aurora (4), dan Ilona Lumbantobing. Keempat korban ditemukan tak bernyawa setelah permukiman mereka tertimpa material longsor.

BPBD Sumut memastikan bahwa proses evakuasi, penanganan darurat, serta pemantauan cuaca terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: