Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi membuka pameran “NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Minggu (21/7). Pameran ini menjadi bagian dari rangkaian menyambut 80 tahun Kemerdekaan RI, sekaligus mengenang dua abad perlawanan Pangeran Diponegoro. Mengusung pendekatan seni dan interdisipliner, “NYALA” menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan melalui karya visual, instalasi, hingga artefak sejarah.
Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada para seniman dan kurator atas upaya mengemas sejarah dalam bahasa seni yang menggugah dan relevan. “Pameran ini bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi menyalakan kembali semangat moral, spiritual, dan intelektual untuk generasi hari ini,” ujarnya. Secara simbolis, Menbud membuka pameran dengan menorehkan cat di kanvas, yang akan dilanjutkan menjadi lukisan kolaboratif oleh para seniman.
Pameran ini menampilkan 33 karya dari 26 perupa lintas daerah, termasuk lukisan ikonik “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh. Kurator Citra Smara Dewi menekankan pentingnya peran seniman sebagai penjaga pintu peradaban, dengan membingkai sejarah sebagai narasi berlapis yang selalu bisa dimaknai ulang.
Dihadiri para pejabat tinggi negara, duta besar, seniman, dan tokoh nasional, pameran “NYALA” terbuka untuk umum mulai 22 Juli hingga 15 September 2025. Melalui pameran ini, publik diajak untuk menyelami kembali makna perjuangan, menjadikannya nyala semangat kolektif dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya.