Belajar dari Pengalaman Pahit Brylian Aldama Main di Eropa

Sabtu 30-04-2022,10:51 WIB
Editor : Gunawan Sutanto

BERMAIN di Eropa adalah impian sebagian besar pemain bola. Begitu juga dengan Brylian Aldama. Rasa bungah langsung menyeruak kala mendapat kabar bakal ke Eropa pada pertengahan November 2020. Ia akan bergabung dengan klub elite Liga Kroasia, HNK Rijeka. 

Perasaannya campur aduk. Yang pasti bangga. Kabar itu memang ditunggu sejak lama.

Sejak jauh hari, nama Brylian memang digadang-gadang layak ke Eropa. Namanya bersinar saat masih memperkuat skuad Garuda Select yang menggelar TC di Inggris dan Italia.

Penampilannya konon membuat kepincut banyak pemandu bakat klub-klub top Eropa. 

Maka, tak perlu pikir panjang. Brylian dan orang tuanya, Yusdianto, langsung mengiyakan. Jadilah, Brylian kemudian secara resmi diperkenalkan sebagai pemain HNK Rijeka pada awal Januari 2021.

”Sebagai orang tua, saya sangat bangga. Siapa sih yang gak bangga anaknya bermain di Eropa. Liga yang banyak dituju para pemain bola dunia,” ujar Yusdianto, ayahanda Brylian. 

Ia pun tak ragu melepas putra bungsunya tersebut. Terlebih, itu juga yang dicita-citakannya bersama mendiang ibunda Brylian.

”Dari kecil, saya dan mendiang mamanya mendukung penuh. Kami bersama-sama mengantar ke mana ia bertanding. Bahkan, pernah sampai ke Bandung untuk bisa ikut seleksi. Oleh karena itu, saat kesempatan ini ada, tanpa pikir panjang melepas. Toh, agen yang membawa juga meyakinkan,” ujarnya. 

Perasaan happy itulah yang turut mengiringi perjalanan Brylian di awal-awal gabung. Ia kerap menghibur saat Brylian curhat soal latihan dan lingkungan sekitar. Terlebih, setelah David Maulana juga gabung ke HNK Rijeka pada Juni 2021. Brylian kini bisa tenang karena ada temannya. Begitu pikir Yusdianto. 

Ternyata tidak juga. Bukan soal ada teman atau tidak yang dikeluhkan Brylian. Namun, lebih pada penerimaan ia sebagai pemain profesional yang bergabung di tim papan atas Liga Kroasia itu.

Brylian –begitu pula David– tidak merasakan layaknya bergabung dalam sebuah tim sepak bola. Tak ada perhatian, teguran, bahkan kesempatan untuk main. ”Pernah suatu ketika latihan. Tapi, cuma disuruh lari putar lapangan. Habis itu selesai,” ujarnya. 

Frustrasi dengan situasi itu, Brylian coba keluar dari zona nyaman. Ia minta dipinjamkan ke klub Kroasia lainnya, NK Pomorac, pada Juni 2021.

Lucunya, salah seorang petinggi klub saat itu tidak tahu perihal peminjaman tersebut. Merasa situasi tidak baik-baik saja, Brylian dan orang tua akhirnya memutuskan untuk mengajukan pemutusan kontrak. Dari 18 bulan, ia menjalani 12 bulan saja.

Selanjutnya, ia kembali ke Indonesia awal Maret lalu. Kini ia bergabung dengan Persebaya.

”Pesan saya untuk para orang tua, tetap rasional dan terukur saat anak kita mendapat kesempatan main di luar negeri. Terlebih Eropa. Jangan sampai rasa senang menumpulkan akal sehat.  Harus cermat dan hati-hati,” pesannya.(*)

Kategori :