SURABAYA, DISWAY.ID- Sri Muid, warga Benowo, Surabaya, tak bisa membendung air matanyi yang jatuh kemarin (16/5). Adiknyi yang bernama Ainur Rofik menjadi korban dalam kecelakaan di tol Surabaya–Mojokerto (Sumo) Km 712+400.
Yang membuatnyi lebih sedih, sebelum meninggal, nomor Ainur sempat melakukan video call (VC) dengannyi. Tapi, saat Sri menerima panggilan, ternyata yang melakukan VC adalah anak Ainur. Saat itu Sri melihat anak Ainur sudah mandi darah. Tapi, video call tersebut tidak berlangsung lama. Putus, kemudian didapat informasi, Ainur meninggal.
Warga Benowo tersebut satu di antara korban jiwa 15 orang dalam kecelakaan bus bernomor polisi S 7322 UW yang mengangkut 33 orang penumpang dan dua sopir serta satu kernet.
Sebanyak 13 orang meninggal dunia di lokasi kejadian dan 2 orang meninggal di rumah sakit. Sebanyak 19 lainnya mengalami luka berat. Mereka dilarikan ke RS Petro Kimia, RS Citra Medika, dan RS Emma Mojokerto. Sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke RSUD Mojokerto dan RSUD RA Basuni untuk diperiksa dan diserahkan kepada keluarga.
Para korban adalah warga RW 2 Benowo. Mereka tinggal di gang dua dan tiga. Rombongan itu pulang dari liburan di Yogyakarta.
Sri Muid sendiri adalah ketua RT 02. Dikatakannyi, liburan itu sudah rutin dilakukan. Setidaknya setahun sekali. Namun, itu bukan program pengurus RT. ”Rombongan itu berangkat dari Jogja Sabtu jam 9 malam. Harusnya pagi ini sampai,” katanyi.
Dua korban tewas lainnya adalah sepasang suami istri yang disebut-sebut menjadi penyelenggara acara itu. Yakni, Andi Suyanto dan Nita Agustin. Namun, kondisi anak tunggalnya, Cipta, masih kritis.
”Keluarga saya meninggal, anaknya kritis,” ujar Abdul Rokhim, salah seorang keluarga Andi. Ibunda Andi Suyanto histeris begitu mengetahui anak dan menantunyi tewas dalam kejadian tersebut.
Kepala Satuan (Kasat) Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jatim AKBP Dwi Sumrahadi mengatakan, kecelakaan diduga karena kelalaian sopir. Sopir Ade Firmansyah diduga mengantuk.
Sebelum kejadian, bus pariwisata berwarna hijau itu dalam kecepatan sedang. Kendaraan umum itu berjalan di jalur lambat. ”Saat tiba di Km 712+200 /A, kendaraan oleng ke kiri. Lalu, menabrak tiang VMS (variable message sign) di bahu jalan tol,” ungkapnya.
Berdasar data yang dihimpun, sejak 2018 hingga saat ini, tol Sumo itu sudah memakan 29 korban jiwa. Anggi, istri AKBP Taufik Suhendar saat masih menjabat Kapolres Tulungagung, pada 2018 juga meninggal di tol tersebut. Tepatnya di Km 716.
Ajudan Kapolres saat itu juga meninggal dalam laka lantas tersebut. Kecelakaan itu terjadi Jumat, 28 September 2018. Mobil Land Cruiser yang ditumpangi Anggi dengan nopol AG 908 RS ditabrak truk tangki. (*)