Dunia Wisata Jatim Mulai Pesat

Senin 23-05-2022,04:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, DISWAY.ID- Kasus Covid-19 dinyatakan melandai sejak sebulan lalu. Bahkan, sudah disiapkan transisi menuju endemi. Kondisi itu memberikan dampak bagus bagi pertumbuhan ekonomi. Termasuk sektor pariwisata di Jawa Timur.

Pembatasan kegiatan masyarakat pun sudah dilonggarkan. Mudik Lebaran juga diperbolehkan. Hasilnya, pergerakan wisatawan ikut melonjak.

Warga sudah merasa aman untuk kembali memadati tempat wisata di momen liburan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim mencatat, ada 1,5 juta orang yang berwisata. Itu terjadi selama periode 30 April hingga 8 Mei di 34 kabupaten/kota.

”Puncaknya terjadi selama empat hari. Mulai 3 sampai 6 Mei,” ujar Kepala Disbudpar Jatim Sinarto. Jumlah pelancong itu membeludak di tempat wisata yang selalu menjadi langganan.

Di antaranya, Telaga Sarangan, Trawas, Tretes, Pacet, Bromo, Jatim Park Group, hingga Kawasan Wisata Batu (KWB). Selain itu, pantai di kawasan jalur lintas selatan (JLS) mampu menarik warga untuk singgah.

Mulai pantai di Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, hingga Banyuwangi. Pun tren wisata yang tengah berkembang, yakni desa wisata.

Menurut Sinarto, lonjakan wisata itu didukung kesiapan para pelaku usaha pariwisata. Mereka mampu memberikan fasilitas untuk menciptakan rasa nyaman dan aman. Misalnya, penerapan protokol kesehatan dengan sertifikat CHSE dan aplikasi PeduliLindungi.

Sementara itu, epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo pun optimistis. Bahwa angka kasus Covid-19 lebih rendah selepas Lebaran. Sehingga tak sampai terjadi lonjakan kasus.

Menurutnya, Jatim sudah memasuki masa endemi. Ia menegaskan ulang bahwa pengertian endemi harus dipahami ulang. Endemi bukan berarti hilangnya Covid-19 dari muka bumi. Melainkan, status kondisi dari pandemi ke sporadis.

”Fase sporadis itu, misalnya, seperti influenza. Covid-19 munculnya nanti bisa musiman,” katanya. Maka, setelah masuk endemi, tujuan bersama harus ditetapkan lebih tinggi. Yaitu, mencapai fase sporadis. Barulah boleh berharap agar Covid-19 bisa lenyap.

Minimal dalam empat bulan ke depan situasi harus tetap terjaga. Atau minimal dalam 12 minggu berturut-turut pasca-Lebaran tidak ada wilayah yang kasusnya naik. Dengan begitu, fasilitas dan layanan kesehatan pun tidak terbebani.

Caranya, semua orang harus tetap menjaga disiplin prokes. Terutama pada periode Lebaran tahun ini. Upaya percepatan vaksinasi harus ditingkatkan. Aplikasi PeduliLindungi wajib diterapkan di semua area publik. (*)

 

 

Kategori :