Elingpiade: Olimpiade Dolanan Tradisional Berhadiah Alutsisdol

Senin 30-05-2022,08:27 WIB
Reporter : Michael Freddy Yacob
Editor : Doan Widhiandono

"Pasti banyak dari mereka yang tidak mengenal permainan itu," kata Founder KLG Ahmad Irfandi.

Hadiah yang diberikan juga bukan barang mewah. Hanya Alutsisdol. Kepanjangannya: alat utama sistem dolanan. Misalnya, layangan, pecut sapi khas Madura, serta mainan tradisional lainnya. 

Melalui permainan tradisional itu, secara tidak langsung anak-anak itu dikenalkan dengan keanekaragaman suku, ras dan budaya di Indonesia.

“Setiap daerah punya permainan tradisional mereka masing-masing. Kalaupun ada yang sama, pasti namanya berbeda,” ungkapnya.


Para volunteer dan penggagas Kampung Lali Gadget berfoto bersama seusai Elingpiade.-Boy Slamet-Harian Disway-

Lomba itu sebenarnya untuk memperingati hari anak nasional pada 23 Juli. Namun, sengaja digelar jauh-jauh hari. “Kegelisahan kami, peringatan itu hanya formalitas saja. Hanya dilakukan satu hari. Itu juga hanya mendengarkan pejabat berbicara. Anak-anak tidak dibiarkan bermain,” tegasnya.

Erlangga Sulistiyo Putro Yudhoyono, murid SDN Wonoayu 2 mengaku senang ikut perlombaan itu. Sudah lama ia tidak bermain permainan tersebut. Kali terakhir dirinya memainkan dolanan tradisional adalah ketika kelas 1 SD.

“Sekarang, saya sering main game online. Saya paling sering Free Fire,” ungkap bocah kelas 5 SD itu.

Revandika Triyanto, murid SDN Popoh, juga sangat girang. “Jarang ada teman yang bisa diajak bermain seperti ini,” ucapnya. Revansika juga bersyukur timnya bisa menjadi jawara. “Beberapa permainan pernah saya mainkan. Tetapi, uncal sarung dan wenga tidak pernah,” katanya. (Michael Fredy Yacob)

Kategori :