Pendalaman karakter harus didukung dengan wardore yang sesuai. Tiffany Roseline bertanggung jawab atas penyediaan kostum balet dan gaun untuk tiga pemeran perempuan. Serta satu setel jas untuk pemeran laki-laki. Semuanya tampil tanpa berbicara di depan kamera. Mereka hanya menari dengan anggun, mengikuti mood lagu.
’’Visualisasi lagu karya Cleo kami gambarkan dalam bentuk balet. Mengedepankan pesan untuk para penggiat industri kreatif. Mereka harus punya banyak cara agar bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi,’’ tutur Tiffany, yang juga didapuk menjadi project director.
Ekspresi para penampil juga dibuat mengikuti irama lagu. Pada menit tertentu, ketika tempo menurun, mereka tampak sedih. Tapi pada momen selanjutnya, mimik bahagia terpancar bersamaan dengan alunan musik yang semakin menghentak.
Itu mewakili perasaan manusia yang tidak akan selamanya berada dalam suatu keadaan. Mengandung pesan agar kita tetap percaya. Bahwa jika kita mau bangkit saat terpuruk, pasti akan berakhir bahagia. Pun
Light up the Dark dirilis bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, kemarin (17/8), melalui kanal Youtube IGB Media. Cleo, Cosmas, Tiffany, dan seluruh pihak terlibat ingin memanfaatkan momen tersebut agar para pekerja kreatif di Indonesia bisa bangkit lagi dari pandemi. Agar kehidupan bisa kembali seperti semula.
Cleo membuktikan bahwa aransemen buatan dia dapat menjadi inspirasi pembuatan sebuah proyek video. Nantinya, dia berencana untuk lebih rutin berkarya sehingga lebih banyak karya yang dihasilkan. (Retna Christa-Ajib Syahrian)