Tepat di seberang Gedung Grahadi Surabaya, ada kedai kopi yang memberikan nuansa klasik. Coffee Toffee Taman Apsari namanya. Menempati sebuah gedung Pos Indonesia tertua di Surabaya.
Bangunan lama yang tak jauh berdiri di sebelah Monumen Gubernur Suryo itu memang menarik. Orang mengenalnya sebagai Kantor Pos Simpang. ”Pikir kami dulu, selain sebagai kantor pos, ada bagian gedung yang asyik jika difungsikan sebagai kafe. Itulah awalnya kami mendirikan cabang Coffee Toffee di bangunan ini,” ujar Rakhma Sinseria, store manager.
Konsepnya, membuat kedai kopi lokal di bangunan. lawas Pihaknya lalu bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk merealisasikannya. Butuh proses setahun untuk proses negosiasi dengan perusahaan negara itu.
”Kendala terbesarnya ya butuh waktu yang lama untuk nembusi ke pusat PT Pos Indonesia di Bandung. Belum mengurus surat izin mendirikan bangunan serta kebutuhan administrasi lainnya,” terang Ria, panggilannya.
Cabang yang satu ini istimewa. Menurut plakat sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) di sebelah pintu masuk kafe, Kantor Pos Simpang itu berdiri sejak 1815. Pada masa kolonial Belanda, jalan tempat kantor pos berada bernama Simpangstraat atau Jalan Simpang.
Itulah mengapa muncul nama Kantor Pos Simpang. Berada di sudut antara Jalan Taman Apsari dan Monumen Gubernur Suryo. Tak jauh di situ, ada arca Joko Dolog warisan sejarah masa silam.
Nah selain datang untuk urusan pos, tempat itu jadi tempat nongkrong juga. Di bagian outdoor pun bikin enak. Di halaman yang tepat menghadap jalan protokol, Jalan Gubernur Suryo, tersedia kursi-kursi nyaman.
Lengkap dengan mejanya. Tiang lampu berornamen antik menghiasi halaman depannya. Letaknya yang berseberangan dengan Gedung Negara Grahadi menjadi salah satu kelebihan.
Sambil menatap gedung negara yang juga lawas itu, para penikmat kopi bisa mencoba sensasi beragam rasa kopi yang disajikan para barista. Sambil melihat keramaian lalu lintas sepanjang jalan di depannya.
Bila sore hari hingga malam, nongkrong di luar itu paling disukai pengunjung. ”Beberapa yang jadi pelanggan kami bilang kalau makin senja ke gelap justru makin asyik,” imbuh istri Odi Anindito itu.
Bukan berarti di dalam enggak nyaman. Malah kalau memilih di dalam, nikmatilah detail bangunan lawasnya yang merupakan cagar budaya. Di semua sudut masih tampak terawat.
Meskipun telah berulang kali direnovasi dan beralih fungsi, tapi tetap tak mengubah dan merusak apa pun. Baik ketika sebagai kantor pos hingga kafe semua dibiarkan sama. Secara keseluruhan, bentuk bangunan tidak banyak berubah. Mengingat statusnya adalah menjadi cagar budaya.
Ada prasasti terpasang yang membuktikannya. ”Paling hanya renovasi ringan terutama di bagian dalam demi kenyamanan pengunjung. Selebihnya kami malah memberi lebih banyak tempat di area teras agar makin jadi favorit,” ujarnya.