Di Manakah Surga Adam?

Jumat 08-10-2021,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Maka, pemahaman yang lebih rasional terhadap berita Al-Qur’an adalah: Adam dan keturunannya sejak awal memang diciptakan di planet Bumi. Persis dengan yang difirmankan Allah di ayat berikut ini. Yang menceritakan planet Bumi sebagai panggung drama kehidupan manusia.

Allah berfirman: Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Q.S. Al-A’raf: 25)

Dengan demikian, yang dimaksudkan surga Adam itu sesungguhnya bukan berada di langit. Jauh nun di sana. Di luar jagat raya. Yang nonmateri. Melainkan, sebuah kebun yang indah di planet Bumi. Kawasan yang subur.

Di sebuah dataran tinggi. Tempat yang terdapat banyak mata air. Juga sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Serta tersedia banyak pepohonan rindang. Buah-buahan. Dan segala macam makanan yang menjadi kebutuhan manusia. Khususnya keluarga Adam waktu itu.

Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti kebun yang indah). Mengalir sungai-sungai di dalamnya. Buahnya tak henti-henti. Sedang naungannya (menyejukkan). (Q.S. Ar-Ra’d: 35)

Maka, secara simultan kita lantas bisa mengaitkan informasi Al-Qur’an itu dengan pemahaman saintifik. Bahwa, kisah Adam sesungguhnya adalah kisah munculnya peradaban manusia di muka Bumi.

Salah satu teorinya telah kita bahas, yakni teori Out of Africa. Bahwa, seluruh manusia yang menghuni planet ini adalah keturunan dari sepasang manusia. Laki-laki dan perempuan. Yang keluar dari Benua Afrika, kurang lebih 100 ribu tahun yang lalu.

Diebabkan, waktu itu terjadi perubahan iklim Bumi yang sangat drastis. Sehingga kawasan Afrika menjadi padang tandus. Lantas, banyak penghuni yang keluar dari benua itu. Untuk mencari kawasan-kawasan yang lebih hijau dan subur.

Di antaranya adalah sepasang manusia Adam dan Hawa. Yang bermigrasi ke arah timur laut. Keluar dari Afrika. Menuju sekitar Asia Barat. Kawasan subur di antara sungai Nil, sungai Eufrat, dan sungai Tigris. Yang disebut hadis sebagai sungai-sungai surga.

”Sungai Saihan, Jaihan, Eufrat, dan Nil, semuanya adalah sungai-sungai surga.” (H.R. Muslim)

Sepasang manusia itulah yang kemudian bisa survive. Sementara itu, lainnya mengalami kepunahan. Keduanya lantas menurunkan miliaran manusia penghuni planet Bumi. Seperti yang kita saksikan dewasa ini.

Dan menariknya, ternyata miliaran manusia itu identik secara genetika. Sesaudara. Berasal dari nenek moyang yang sama. Yang oleh agama-agama samawi dikenal sebagai Adam dan Hawa.

Wallahu a’lam bissawab. (Bersambung)

 

*) Agus Mustofa,  alumnus Teknik Nuklir UGM. Penulis buku-buku tasawuf modern. Founder kajian Islam futuristik.

Tags :
Kategori :

Terkait