Khofifah Pemimpin Perubahan

Jumat 15-10-2021,04:00 WIB
Editor : Doan Widhiandono

MAU tak mau, pandemi Covid-19 telah menjadi ajang pembuktian kepemimpinan kepala daerah. Penanganan dan capaian menjadi cermin dari kinerja sistem yang telah berjalan. Dari indikator itu, Jawa Timur mendulang hasil yang baik. Kini menjadi satu-satunya provinsi yang masuk level 1 asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia memberi penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Yakni berupa lencana kehormatan pemimpin perubahan World Class Government. Lencana itu dipasangkan langsung ke baju Khofifah oleh Kepala LAN RI Adi Suryanto kemarin (10/4).

“Saya ikuti dari awal Covid-19, Jawa Timur sempat menjadi tertinggi kasusnya dan sekarang sudah sangat rendah. Ini capaian yang luar biasa,” jelas Adi dalam pidatonya saat acara wisuda Pelatihan Kepemimpinan Nasional II di gedung Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, kemarin.

Peserta PKN II kali ini berjumlah 55 orang. Mereka adalah aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai daerah. Baik dalam maupun luar provinsi. Pelatihan itu terselenggara sejak 22 Februari. Semua peserta dilatih untuk aktif melakukan perubahan. 

Salah satunya, dengan menciptakan proyek perubahan. Mereka memberi akronim yang unik pada proyeknya masing-masing. Misalnya, Jumpa Berlian alias Jumat Pagi Bersih Lingkungan. Itu nama proyek dari salah satu peserta PKN II. Yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Teluk Wondama Simson Samberi.

Ada juga Sip Joss alias peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial melalui perluasan Jangkauan Prokesos Berbasis Online. Nama proyek itu digagas oleh Restu Novi Widiani. Salah seorang peserta dari Dinas Sosial Jatim. Restu berhasil masuk 10 besar peserta terbaik bersama dua orang ASN Pemprov Jatim lainnya. Yakni Lilik Pudjiastuti dan Primada Kusumaninggar.

“Beberapa provinsi lain sudah “angkat tangan”. Tidak mau menggelar PKN selama pandemi. Tapi Pemprov Jatim tetap menyelenggarakan. Ini merupakan hal yang hebat,” ujar Adi. Sebab, BPSDM Jatim sudah memakai sistem blended learning sejak sebelum adanya pandemi Covid-19. Sehingga mereka sudah terbiasa dengan gaya belajar seperti itu.

Semua peserta dinyatakan lulus dengan hasil yang bagus. Harapannya, pelatihan itu mampu mendorong ASN agar tetap produktif di masa pandemi. Menurut Adi, sebetulnya semua ASN gampang diarahkan asal pemimpinnya mau mengajak ke arah perubahan. “Karena pemimpin juga tidak boleh kerja sendirian. Harus ada penguat di belakang,” jelasnya.

Dalam acara itu, Khofifah juga memberi penghargaan Jer Basuki Mawa Bea perak kepada beberapa ASN di Jatim. Serta penghargaan kategori kelembagaan kabupaten/kota. Di antaranya BKPSDM Tuban, Surabaya, Sumenep, dan Magetan. (Mohamad Nur Khotib)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait