Diskusi Film Pontypool (2008): Kill a Kiss

Jumat 15-10-2021,08:25 WIB
Editor : Nanang Prianto

 

Protes Budaya 

PAGI buta yang dingin pada bulan Februari, di kota Pontypool, Ontario, Kanada, Grant Mazzy (Stephen McHattie) memacu mobil menerobos jalan yang penuh salju. Butiran putih berlarian dibawa angin. Di traffic light, mobil berhenti. Grant sibuk dengan telepon selularnya sambil sekali-kali memaki. Tiba tiba pukulan keras di kaca mobil mengagetkannya. Tampak seorang perempuan memakai baju formal berkomat-kamit di sisi mobil. Namun menghilang ketika Grant menurunkan jendela mobil.

Grant melanjutkan perjalanan menuju stasiun Radio 660 Beacon. Yang terletak di ruang bawah tanah sebuah gereja tua. Rekan teknisinya, Laurek Ann (Georgina Reilly), sudah siap siaran. Produsernya, Sydney Briar (Lisa Houle), datang sesaat kemudian. Formasi sudah lengkap. Grant siap memulai rutinitas membaca berita-berita membosankan. Seperti kucing hilang, atau bus sekolah yang terlambat.

Namun ada yang berbeda di ruang siaran yang bertepatan dengan hari Valentine tersebut. Laporan dari Ken Loney, serang reporter lapangan, tentang kerumunan dan pengrusakan, membuat tegang seisi studio. Juga para pendengar.

Walau masuk genre thriller dengan imbuhan zombi, di Pontypool kita tidak akan menemui adegan kejar-kejaran, teriakan, serta dan tembakan di kepala. Ketegangan justru datang dari dialog dan gerakan kamera yang membidik berbagai ekspresi. Dialognya tidak berisi teriakan teriakan ketakutan. Pontypool jauh dari itu. 

SATU dari sedikit sekali adegan gore di Pontypool. Tanpa adegan kejar-kejaran dan berdarah-darah, Pontypool membawa genre zombie apocalypse ke level yang berbeda.

 

Ketegangan dari dialog? Benar. Pontypool menawarkan dua pengalaman saat menontonnya. Mau tidak mau, imajinasi kita terpicu membuat reka adegan sendiri. Agar bisa masuk dalam cerita. Kita seolah menonton film sekaligus mendengar drama radio secara bersamaan. Hasilnya, imajinasi kita akan memperkaya film tersebut.

Pontypool juga mengusung ide yang aneh tentang zombi yang penularannya melalui kata-kata. Dan kata yang menginfeksi hanyalah kata dalam bahasa Inggris. Bingung ? Ya, memang jauh dari nalar. Tapi jika ditelaah dari beberapa dialog di film ini, letak geografis Pontypool, dan sedikit sejarah Kanada, ada hipotesis lain. Saya berpendapat bahwa Pontypool adalah bentuk protes dan pergulatan budaya, khususnya bahasa Prancis di Canada.

Ontario adalah sebuah provinsi di Kanada yang bersebelahan dengan Quebec. Quebec adalah satu-satunya provinsi di Kanada yang menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi. Hal itu diperkuat dengan ocehan pada opening yang semula membuat bingung seperti ini.

’’Merupakan Bagian Dari Harta Lokal. Dan Bahkan Memiliki Nama Mewah Tersendiri: Pont de flaque.’’Sekarang, ’Colette’... Yang terdengar seperti culotte, berarti panty dalam bahasa Prancis. Dan piscine, yang artinya kolam. Panty kolam. Flaque juga berarti kolam renang. Jadi, Colette Piscine, dalam bahasa Prancis, bisa berarti panty pool.’’

’’Berkendara melalui Pont De Flaque atau Pont De Pool, jika Anda akan melaluinya untuk menghindari melibas kucing si Nyonya Prancis yang telah hilang di Pontypool. Pontypool… Pont De Pool... Panty Pool… Pont De Flaque.’’

Ada hal lain yang meyakinkan saya bahwa ini adalah bentuk protes atas sebuah kehilangan tatanan yang sudah ada. Yakni kecurigaan reporter BBC Nigel Healing bahwa kerusuhan ini merupakan ulah kaum separatis di Kanada. Kehadiran rombongan sandiwara Lawrence of Arabian ke studio disamakan dengan Osama bin Laden oleh Grant.

Dan ketika para zombi sudah berhasil merangsek masuk ke studio radio kecil tadi, Grant dan Sidney baru menemukan sepenggal antidote melalui kata ’’Kill is Kiss’’.

Nico Tan,

Tags :
Kategori :

Terkait