Sampai di sini, menegaskan ada korelasi kuat antara hasil riset SMRC dan hasil riset IKA FKM Unair.
Dilanjut Komarudin: "PJJ membuat pedagogik terbatas. Nah, bagaimana caranya agar keterbatasan itu dibuka? Sehingga proses pedagogik tidak lagi mengalami krisis."
Bisa diasumsikan, Komarudin menghendaki pemerintah agar segera menetapkan bahwa PJJ berubah kembali ke PTM (pendidikan tatap muka).
SISTEM PENDIDIKAN SUDAH HANCUR
Panemi korona sudah mengubah banyak hal. Di berbagai sendi kehidupan kemasyarakatan.
Data terbaru dari satgas penanganan Covid-19, Sabtu (2/10), yang cut off pukul 12.00 WIB, sangat menggembirakan. Jumlah kasus korona turun konstan signifikan.
Data: Sabtu (16/10) kasus korona Indonesia bertambah 997 kasus, meninggal 44 orang.
Bandingkan dengan rekor tertinggi, Jumat (16/7), bertambah 54.000 kasus. Sedangkan jumlah kematian harian tertinggi terjadi pada Selasa (27/7) dengan 2.069 meninggal.
Perbandingan data Juli 2021 dengan sekarang, itu wajib kita syukuri. Tapi, kondisi sekarang sudah tak seperti dulu lagi.
Dr Gleb Tsipursky dalam bukunya, Resilience: Adapt and Plan for the New Abnormal of the Covid-19 Coronavirus Pandemic (terbit 8 Mei 2020), menyatakan:
"Pandemi Covid-19 mengubah banyak sendi kehidupan masyarakat. Baik individu, rumah tangga, organisasi bisnis swasta, maupun pemerintah. Termasuk dunia pendidikan."
Dilanjut: "Perubahan itu, mau tidak mau, memaksa manusia sedunia beradaptasi dengan kondisi new abnormal."
Pemaparan di buku tersebut kurang lebih sama dengan yang kita alami sehari-hari, sejak 2 Maret 2020 sampai sekarang.
Meloncat ke Rektor Universitas Sangga Buana, Bandung, Dr Asep Effendi, di makalahnya, terbitan 9 Oktober 2021, menjelaskan:
Pada tahun kedua kita memasuki pandemi korona ini, banyak yang berubah di dunia pendidikan, khususnya kampus Sangga Buana.