Ya. Ini tentang Kim Seon-ho. Siapa lagi? Ia menjadi korban terbaru cancel culture dunia hiburan Korea. Dengan dukungan fans internasional yang begitu masif, bisakah ia comeback? Dan mengapa cancel culture tidak boleh diterapkan secara sembarangan?
SEPEKAN terakhir begitu berat bagi Seonhohada—sebutan fans Kim Seon-ho—sejagat raya. Termasuk saya. Tidak, saya tidak kecewa ia ternyata ’’begitu’’. Itu urusan pribadi Seon-ho dengan mantannya. Tidak juga kecewa mendengar bahwa ia ternyata bukan good boy seperti image yang ia tampilkan selama ini. Simply karena saya tidak percaya, hehehe.
Bukan itu yang bikin skandal Kim Seon-ho ini begitu menyakitkan. Melainkan menghadapi kenyataan. Bahwa ia tidak akan muncul dalam waktu sangat, sangat, sangat lama.
Seonhohada begitu dimanjakan dengan penampilan Seon-ho selama setahun terakhir. Dimulai dari konfirmasi proyek demi proyek. Baik itu iklan, single, hingga film layar lebar. Plus jangan lupa. Setiap pekan—ya, setiap pekan—kita bisa menyaksikan tingkah konyolnya di acara ragam 2 Days & 1 Night.
Dan kini… itu semua hilang. Lenyap.
Tak sampai 24 jam setelah rumor aktor K mengemuka pada Senin (18/10), berbagai brand menghapus foto Seon-ho dari laman Instagram mereka. Yang paling awal adalah Domino’s Pizza. Lalu menyusul Food Bucket. Lalu Canon. Meskipun yang dihapus hanya yang paling baru. Padahal, sama sekali belum ada konfirmasi dari SALT Entertainment, manajemen Seon-ho.
Selasa adalah hari yang paling ditakutkan Seonhohada. Kim Seon-ho maju sendiri. Merilis pernyataan bahwa ia memang benar aktor K yang dimaksud. Langsung deh, brand yang awalnya masih memajang konten Seon-ho menghapus semua foto dan video. Termasuk merek pakaian outdoor Nau, Edition Sensibility, dan marketplace 11 Street.
Ia juga langsung mengundurkan diri dari 2 Days & 1 Night. Dan dicoret dari jajaran cast film 2 O’Clock Date bareng YooA SNSD. Hanya dalam dua malam, semua yang ia bangun selama 11 tahun hancur berkeping. Tanpa sisa.
Ini bukan kasus cancel culture pertama yang terjadi di dunia hiburan Korea tahun ini. April lalu, Seo Ye-ji kena perlakuan serupa. Penyebabnya adalah dia dianggap melakukan bullying psikologis terhadap sang mantan pacar, Kim Jung-hyun. Dia sangat manipulatif dan super posesif. Hingga bikin sang mantan, yang merupakan bintang Mr Queen, depresi.
Sebelumnya, aktor Ji Soo juga di-cancel oleh industri. Lantaran dituduh melakukan bullying serta pelecehan seksual. Ia dicabut dari drama River When the Moon Rises. Sampai KBS rela mengeluarkan uang ratusan juta won untuk syuting ulang drama tersebut.
Pada periode waktu yang sama, Jo Byeong-gyu dan Park Hye-su juga kena tuduhan bullying. Belakangan, tuduhan terhadap keduanya tak terbukti. Padahal Byeong-gyu terlanjur tidak disertakan dalam proyek The Uncanny Counter musim kedua. Sedangkan drama Park Hye-su, Dear. M, kadung dicoret dari peredaran. Hayo, gimana, tuh?
Kultur yang Toksik
Mereka yang sudah lama berada dalam fandom Korea pasti sangat memahami satu hal. Jadi selebriti di sana susah banget. Lebih susah daripada menjadi presiden AS. Idol atau aktor dituntut untuk selalu bersih. Sebersih-bersihnya. Mereka tidak boleh jadi manusia. Mereka harus jadi malaikat. Yang perfect. Tidak punya cela. Sehingga pantas jadi panutan dan sanjungan mereka.